#2019GantiPresiden Gerakan Politis?

#2019GantiPresiden Gerakan Politis?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Gerakan tagar #2019GantiPresiden ramai digaungkan kubu oposisi melalui media sosial. Kini berkembang tak hanya berbentuk cuap-cuap di media sosial.

Tagar yang pertama kali dibuat Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera itu pun sudah berbentuk lagu dan puisi.

Namun, banyak pihak menganggap bahwa gerakan itu jelas-jelas bernuansa dan bertujuan politis.

Yakni demi kepentingan kubu oposisi untuk merebut kemenangan di Pilpres 2019 mendatang.

Salah satu inisiator #2019GantiPresiden, Neno Warisman membantah anggapan tersebut.

Menurutnya, gerakan tagar itu adalah murni lahir dari masyarakat yang menginginkan adanya perubahan.

Demikian disampaikan kader PKS itu dalam peluncuran video klip lagu #2019GantiPresiden di Kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (6/6/2018).

“Gerakan #2019GantiPresiden itu gerakan non partisan,” kata dia.

Gerakan #2019GantiPresiden, diceritakan Neno, merupakan sekumpulan orang dari berbagai suku, agama, pandangan politik, dan latar belakang profesi.

“Tujuannya satu, membawa bangsa ini mendarat di pulau baldatun thoyyibatun warobun ghaffur,” ujarnya.

Untuk menyatukan semangat, kata Neno, maka kemudian gerakan itu menggandeng musisi John Sang Alang untuk menciptakan lagu pergerakan.

“Semoga lagu #2019GantiPresiden mampu menginspirasi seluruh anak negeri,” demikian Neno yang juga aktris senior tanah air.

Terpisah, gerakan tagar yang berseliweran di media sosial itu tak dianggap memberikan memberikan pengaruh siginifikan.

Karena itu, kubu Jokowi pun hanya menanggapinya dengan santai dan bukan sebagai hal yang serius.

Menanggapi hal itu, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung tak mau ambil pusing.

Politikus PDI Perjuangan itu, membuat tagar, puisi, maupun lagu tentang 2019 Ganti Presiden tetap harus dihormati dalam bingkai negara demokrasi.

“Paling penting tidak boleh ada pemaksaan kepada rakyat,” kata Pramono, Rabu (6/6/2018).

Lebih lanjut, kata dia, kubu pendukung calon petahana itu juga mengaku sama sekali tak terpengaruh.

Malah, pihaknya menganggap bahwa gerakan itu tak lebih dari sebuah guyonan semata.

“Sebagai partai pendukung kami lihat itu sebagai bagian lucu-lucuan saja,” lanjut Pramono.

Dia menilai, masyarakat sudah cerdas dan mengetahui bahwa gerakan tersebut sejatinya lebih bermotif politis.

Menurut dia, gerakan tidak tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap elektabilitas Joko Widodo.

“Mereka (rakyat) punya pilihan preferensi. Apalagi, berkali-kali hasil survei lembaga mana pun posisi (Jokowi) tidak berubah hanya karena hashtag atau lagu,” tutup dia.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita