MPR: Terorisme Bukan Ajaran Islam

MPR: Terorisme Bukan Ajaran Islam

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - MPR RI terus melakukan sosialisasi Pancasila ke seluruh elemen masyarakat dengan beragam metode.

Begitu dikatakan Wakil Ketua MPR Mahyudin saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Banjari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (19/5).

"Untuk sosialisasi ke pesantren perlu ditingkatkan apalagi ada tantangan kebangsaan seperti adanya kejadian terorisme," jelasnya.

Mahyudin menjelaskan, untuk menangkal terorisme diperlukan keterlibatan semua pihak. Dia juga dengan tegas mengatakan tidak setuju apabila terorisme dikaitkan dengan Islam. 

"Saya percaya terorisme bukan ajaran Islam," ungkapnya. 

Mahyudin berharap, MUI segera mengeluarkan fatwa tentang terorisme. "Jangan dikaitkan Islam dengan terorisme," tegasnya.

Di hadapan 300 santri Al Banjari, Mahyudin berharap agar generasi muda itu tidak terkontaminasi dengan paham yang salah. Agar tak terkontaminasi dengan paham yang salah  maka MPR melakukan sosialisasi Pancasila di pesantren. 

"Kami antisipasi pemahaman yang salah dengan Pancasila," paparnya.

Mahyudin mengatakan, program sosialisasi seperti ini sudah lama dilakukan oleh MPR. "Dan sekarang masyarakat semakin sadar akan pentingnya ideologi Pancasila," ujarnya.

Menurutnya, kunjungan ke Al Banjari selain untuk bersilaturahmi juga untuk menjalankan tugas MPR. "Di bulan puasa ini kita perkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basariyah," ujarnya.

Anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Heti Latifah yang ikut menjadi nara sumber dalam sosialisasi itu menuturkan bahwa mereka yang berada di Al Banjari harus bangga menjadi santri. Sebab, sebelum Indonesia merdeka santri ikut berjuang memerdekakan Indonesia. 

"Banyak santri diangkat menjadi pahlawan," ujarnya.

Heti Latifah mengajak santri untuk terus memperjuangkan cita-cita pendahulunya namun dengan cara kekinian. 

"Berjuang di jaman sekarang lebih sulit karena musuh tak seperti pada masa lalu," ungkapnya. "Musuh kita sekarang seperti kemiskinan dan narkoba," paparnya.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita