Bom Surabaya Rontokkan Mata Uang Rupiah

Bom Surabaya Rontokkan Mata Uang Rupiah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat rontok hingga di bawah Rp14.000 per US$. Pasca bom Surabaya, (Minggu, 13/5/2018), dikhawatirkan anjlok lebih dalam.

"Yang kami khawatirkan kalau kondisi fundamental memburuk, lalu ada pengetatan ekonomi atau moneter global, dolar AS bisa naik terus ke Rp14.100, Rp14.200. Dan, sangat mungkin menuju Rp15.000 pada akhir 2018," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Menurut dia, apabila hal ini terjadi, maka Bada Usaha Milik Negara (BUMN) non keuangan bakal mengalami masalah serius. "Utang sebanyak 60 persen BUMN berbentuk valas. Ini problem serius," ujar dia.

Namun begitu, lanjut Bhima, Bank Indonesia (BI) sudah responsif dengan rencana menaikkan suku bunga 7 Days Reverse Repo. Meski begitu, dia menilai langkah BI itu sangat terlambat untuk menekan pelemahan mata uang Garuda.

Sebab, bila ini dilakukan jauh-jauh hari ada peluang rupiah bertahan di level Rp 13.800-Rp 13.900 terhadap dolar AS sampai akhir tahun. Hal ini karena investor tidak pergi.

"Artinya permintaan rupiah menjadi lebih baik, dan itu setidaknya bisa kembali ke Rp 13.800-Rp 13.900, stabil sampai akhir tahun itu bisa kurang lebih," ujar dia. [inc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita