Beredar Seruan Serangan Teroris Tiru Bom Surabaya, Bali Siap Siaga

Beredar Seruan Serangan Teroris Tiru Bom Surabaya, Bali Siap Siaga

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Serangan Bom Surabaya sepertinya menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok teroris dalam menebarkan ketakutan di Indonesia.

Terbukti, ada seruan yang disebar-luaskan melalui sebuah media buletin ‘Al Fatihin’.

Disebutkan, buletin itu adalah edisi kali kesepuluh yang diterbitkan dan terdiri dari 14 halaman dalam format portable document format (PDF).

Di dalam buletin tersebut, terdapat banyak tulisan provokatif dan ajakan-ajakan penyerangan.

Tak hanya itu, ada juga seruan untuk menggelar serangan teror di mana saja.


Seruan itu mereka sebut sebagai jihad dengan kalimat sarat bernada suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Diketahui, buletin Al Fatihin itu tersebar melalui grup-grup WhatssApp tertentu dan tertutup.

Entah dari mana awalnya buletin penuh seruan teror itu mulai beredar.

Namun berdasarkan penelusuran, buletin tersebut juga terdapat di Surabaya dan juga Bali.

Menanggapi hal itu, pihak kepolisian langsung mengumpulkan para tokoh agama, pecalang dan Forum Komunasi Umat Beragama (FKUB) Gianyar.

Pada kesempatan itu, ditegskan agar semua pihak saling bekerjasama termasuk melaporkan akun penyebar kebencian dan hoax yang berpotensi menyulut perpecahan.


“Banyak korban baik dari masyakat dan anggota Polri dan sekarang Polri melaksanakan siaga satu,” kata Kapolres Gianyar AKBP Priyanto Priyo Hutomo, kemarin

“Mari kita bergandengan tangan semuanya demi masyarakat Gianyar damai,” lanjut Priyo.

Priyo juga meminta supaya setiap malam para pecalang di tingkat desa bersama polisi ikut mengecek penduduk pendatang.

Yang tidak kalah penting, kini banyak beredar video maupun akun di media sosial yang sengaja menyebar hoax.

Akun itu juga menyebar kebencian untuk menghasut masyarakat berbuat anarkis.

“Mari kita take down atau delete bersama-sama agar tidak menimbulkan kecemasan,” tegasnya.

Priyo mengaku, tindakan akun di media sosial itu disebut bukan perwakilan kelompok agama apapun.

“Itu sengaja merusak keanekagaraman ini. Mari jaga kerukunan di wilayah Gianyar,” tukasnya.

Sebelumnya, sumber Radar Bali yang berhasil mendapatkan buletin Al Fatihin itu juga merasa heran dengan sebaran PDF tersebut.

“Kenapa PDF seruan macam itu bisa beredar luas di medsos? Kenapa tidak diacak atau distop? Itu tulisannya sangat berbahaya,” papar dia.

Sang sumber berasumsi, beredarnya buletin tersebut mengindikasikan bahwa jaringan Jamaah Asharut Daulah (JAD) masih sangat aktif.

Untuk diketahui, Al Fatihin dengan tata letak dan foto yang menarik yang beredar luas di Bali ini tak hanya membangga-banggakan aksi teror mereka di Surabaya saja.

Tapi juga menyampaikan seruan teror yang mereka istilahkan sebagai ‘serangan istisyhadi.

Media yang menyebut diri sebagai ‘Surat Kabar Mingguan Berbahasa Indonesia, Diterbitkan Dari Daulah Islam’ ini edisi terkininya tertanggal Senin 28 Sya’ban 1439 Hijriyah.

Dari keterangan yang didapat Jawa Pos, PDF buletin tersebut diterbitkan JAD yang kini jadi musuh bersama masyarakat Indonesia pasca serangan teror bom Surabaya.

Dirreskrimsus Polda Bali Kombes Anom, mengaku bahwa dia baru saja mendapatkan PDF itu.

Anom menegaskan akan mempelajari dan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu dari mana asal-usul buletin yang tersebar secara digital ini.

“Kami punya tim cyber. Nanti akan ditelusuri dari mana asal usul majalah ini,”

“Ya, nanti saya dan anggota pelajari dulu,” singkat mantan Kapolres Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur itu.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita