Andi Arief: Masyarakat Dibelah dengan Penceramah Label Kemenag

Andi Arief: Masyarakat Dibelah dengan Penceramah Label Kemenag

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Politisi partai Demokrat, Andi Arief ikut berkomentar mengenai keputusan Kemenag merilis 200 nama muballig yang direkomendasikan untuk mengisi kegiatan keagamaan umat Islam yang diumumkan pada Jumat (18/5/2018).

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kerap mendapatkan pertanyaan mengenai muballig yang dianggap berkompeten memberikan ceramah maupun kegiatan keagamaan lainnya.

Hal ini membuat Kemenag resmi merilis 200 nama muballig yang diunggah di laman resmi kemenag.go.id.

“Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi muballigh oleh masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama muballigh,” terang Menag di Jakarta, Jumat (18/05), seperti dilansir TribunWow dari laman resmi Kemenag.go.id.

Menanggapi hal tersebut, Andi Arief berkicau pada Twitternya @AndiArief__ yang ditulis di hari yang sama dengan rilisnya 200 nama muballig tersebut.

Twitt-nya ini mendapatkan beragam komentar dari warganet.




"Tujuannya baik penceramah di beri label pak, takutnya banyak ustad amatir menebarkan kebatilan, itu kan juga hanya anjuran, bukan boikot," tulis akun @Jakatarub111_.

Selain itu warganet juga banyak mengomentari tulisan Andi Arif yang typo pada kata Pancasila.

"Kalau nulis jangan gemeteran. Banyak yang typo tuh. Emang disebelahnya siapa sih koq setiap nulis mesti ada yang typo," tulis @mr_brocco

Sementara itu, menurut Menag, 200 nama muballigh tersebut barulah nama awal yang tidak sembarangan dipilih.
Daftar nama ini merupakan rilis awal ini dihimpun dari masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.

Jumlah daftar ini tentu akan terus bertambah seiring masukan dari berbagai pihak.

Mereka yang terdaftar dalam rilisan tersebut harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.

Meski demikian, para muballigh yang tidak terdaftar dalam rilisan tersebut bukan berarti tidak memiliki tiga kriteria di atas.[tn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA