Pengamat: The Real Gubernur Sekarang Ada di Sandi Bukan Anies

Pengamat: The Real Gubernur Sekarang Ada di Sandi Bukan Anies

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co -  Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno (Anies-Sandi) dinilai sudah tidak solid lagi.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menjelaskan ketidaksolidan Anies-Sandi nampak lantaran Sandi lebih dominan dalam mengambil segala keputusan di lingkungan Pemprov DKI. Sementara Anies lebih terlihat melancong ke luar negeri daripada mengurus Jakarta. 

"Gubernur dan Wakil Gubernur tidak solid, pecah kongsi. Jadi the real gubernur kan sekarang ada di Sandi bukan di Anies," katanya kepada wartawan, Minggu (29/4).

Trubus juga menilai langkah Anies yang melancong ke luar negeri tidak membawa dampak positif bagi DKI Jakarta. Padahal biaya pelesiran Anies menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang nilainya tak bisa dibilang sedikit.

"Belum selesai ini dia (Anies) sudah lari lagi ke Amerika. Jadi akhirnya program pembangunan enggak jalan. Pelayanan publiknya bagaimana?," cetusnya.

Bukti lain keretakan Anies-Sandi yakni beberapa kebijakan sering tidak sinkron. Misalkan soal penataan kawasan pasar grosir terbesar se-Asia Tenggara, Tanah Abang.

"Tanah Abang kan sampai sekarang tidak terselesaikan. Pak Anies maunya tetap ditutup Jalan Jatibaru. Dia mencueki rekomendasi dari Dinas Perhubungan, Ombudsman, dicueki semua. Tapi Pak Sandi selalu mengatakan nanti bulan depan mau dibuka atau nanti dibuka nunggu sky bridge," jelasnya.

Menurut Trubus sampai sekarang belum ada pembangunan fisik dari sky bridge Tanah Abang. Sementara, untuk membangun sky bridge, butuh dana setidaknya Rp 50 miliar. Begitu juga dengan kebijakan DP Nol Rupiah, soal reklamasi teluk Jakarta, kebijakan mengenai naturalisasi sungai, penanganan banjir, transportasi dinilai keduanya saling bertentangan. 

Belum lagi pernyataan Sandi yang berkali-kali mengatakan rela ditinggal Anies maju cawapres di Pilpres 2019.

"Ini mengindikasikan mereka tidak solid, sudah pecah kongsi," pungkasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita