Kata Menristekdikti: Komunisme Boleh Dipelajari

Kata Menristekdikti: Komunisme Boleh Dipelajari

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Menristekdikti Mohammad Nasir

www.gelora.co - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir tidak mempermasalahkan kalau mahasiswa Indonesia yang kuliah di Cina belajar ideologi komunis. Bagi Nasir, baik itu komunis, liberalis, atau sosialis, adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang harus dipelajari.

Kendati begitu, Nasir menegaskan, agar mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri selalu memegang teguh ideologi Pancasila sebagai ideologi dirinya. Jangan sampai, setelah kembali ke Indonesia dia tidak sejalan dengan arah ideologi bangsa.

"Kalau pelajari silakan, tetapi ideologinya harus tetap Pancasila," kata Nasir usai Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis Wisuda Universitas Islam Jember, Jawa Timur, Ahad (1/4).

Karena itu, Nasir menekankan pentingnya menanamkan semangat bela negara kepada semua anak bangsa. Dengan demikian, jika setelah dewasa mereka berkesempatan kuliah di luar negeri, di dalam dirinya sudah kokoh tertanam ideologi bangsa yaitu Pancasila.

"Langkah bela negara itu sangat penting. Agar ideologi Pancasila tertanam sedini mungkin. Coba sila pertama apa? Ketuhanan Yang Maha Esa kan, itu kalau sudah tertanam ya tidak akan terpengaruh paham komunis atau lainnya," kata Nasir.

Sebelumnya, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif mengungkapkan, pelajar-pelajar Indonesia di Cina mendapatkan pemahaman ideologi komunis. Ia menjelaskan, hal tersebut diketahui setelah Menteri Pendidikan Cina mengundang 10 rektor yang salah satunya dihadiri olehnya mewakili UMS di Cina.

Dalam pertemuan tersebut, kata Sofyan, salah satu rektor perguruan tinggi di Cina mengungkapkan, saat ini Cina sedaang gencar-gencarnya menanamkan ideologi komunis kepada seluruh pelajar di Cina. "Artinya apa, artinya siswa yang berasal dari Indonesia pun itu juga pasti mendapatkan pelajaran yang terkait ideologi komunis," kata Sofyan. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita