Century & Cerita Rizal Ramli Soal Peran Hingga Ketakutan Boediono Ditangkap Antasari

Century & Cerita Rizal Ramli Soal Peran Hingga Ketakutan Boediono Ditangkap Antasari

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Mantan Menteri Keuangan era Presiden Abdurrahman Wahid (GusDur) Rizal Ramli menanggapi hasil putusan Praperadilan kasus Bank Century di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Menurutnya, dalam sidang, jawaban mantan Menteri Keuangan Boediono masih muter-muter.

Sebenarnya, kata dia, masalahnya sederhana. Kata dia, Century tidak pantas untuk di-bailout karena bank ini dari dulu sudah bermasalah.

"Bank ini bank kecil, kalau ditutup juga dampaknya nyaris tidak ada apa-apa. Karena argumen sistemik ini argumen yang sangat menyesatkan. Karena, saya pernah sebagai Menko menyelamatkan bank BII yang 6 sampai 7 kali lebih besar dari bank century dan itu kita lakukan tanpa bailout sama sekali," tegas Rizal Ramli, Rabu (11/4)

"Caranya bank mandiri dibuat ambil over supaya ada umbrella of confiden ganti manajemen dan take over sementara dan membuat uang kembali ke dalam sistem bank BII pada waktu itu jauh lebih besat dari pada bank Century. Sebenarnya Century masalah yang sangat sederhana karena itikadnya adalah hanya mencari ember bocor," imbuh mantan Menko Maritim itu.

Dua tahun lalu, Rizal mengaku berkunjung ke penjara mantan ketua KPK Antasari Azhar. Dia bercerita, suatu hari Boediono datang sebagai Gubernur Indonesia meminta izin bailout untuk bank Indover di negeri Belanda sebesar Rp 5 triliun. Antasari, kata dia, ditakut-takuti Boediono kalau tidak dilakukan maka kepercayaan terhadap Indonesia rusak, rupiah anjlok dan investor bisa enggak percaya.

Namun, sambung Rizal Ramli, Boediono tidak tahu kalau Antasari adalah asisten Jaksa Agung Marzuki Darusman sebelum menjadi ketua KPK.

"Pada saat saya jadi Menko kita utus dia ke Belanda dan diberitahu oleh bank central Belanda enggak usah khawatir kalau terjadi sesuatu akan dijamin oleh bank central Belanda dan tidak menimbulkan apa-apa," katanya.

"Begitu Pak Boediono meminta izin ini, Antasari mengatakan, bapak lakukan bailout bank indover Rp 5 triliun, sorenya bapak saya tangkap. Jadi Boediono ketakutan," Kata Rizal Ramli menirukan ucapan Antasari pada waktu itu.

Selang beberapa waktu kemudian, sambung Rizal, dicari ember kosong lain yaitu bank Century. Sebetulnya kebutuhan dananya hanya kebutuhan dana pihak ketiga sebesar Rp 2 triliun namun entah kenapa bisa dibailout sampai Rp 6,7 triliun. "Pasti ada yang bocor," tuturnya.

Selanjutnya, Rizal menilai, dari situ sudah sangat jelas bahwa ini ada upaya untuk membobol bank. "Karena itu saya minta pak boediono ksatrialah kasihan anak buah harus masuk penjara dan ditangkap. Mengaku sajalah jadi ksatria karena tanggung jawab itu ada di tangan pemimpin," imbaunya.

Selain itu, kata dia, terkait pernyataan Istana pada waktu itu yang mengatakan tidak ada yang lebih penting dari kesaksian seorang Wakil Presiden di depan sidang akan menyingkirkan sejumlah keraguan. Keraguan itu menuntun pada pandangan bahwa bailout Century menyembunyikan niat buruk dari para pengambil keputusannya.

"Jangan lupa bank Century ini suda rusak lama sudah busuk lama dan enggak ada hubungannya dengan krisis. Bahkan kalau ditutup saja tidak ada efeknya sama sekali," katanya.

"Bank Century sengaja mau dipakai sebagai ember kosong," kata Rizal menegaskan kembali.

Selanjutnya, Rizal menjelaskan, pada waktu ketua KPK Antasari meminta BPK untuk melakukan audit. Menurut Rizal, Ketua BPK pada waktu Hadi Purnomo dan wakil Taufiq Ruki merupakan teman dekat Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Salah satu permintaan Ruki, kata dia, adalah supaya jangan menyentuh NKRI. Hadi Purnomo kemungkinan banyak masalah sepakat hanya untuk melakukan polesi audit atau audit kebijakan.

"Kalau sudah audit kebijakan Pak Boediono dan Sri Mulyani pasti kena dan yang sengaja tidak dilakukan oleh BPK adalah audit aliran dana. padahal kalau ikut kasus Bank Bali diaudit aliran dana dalam waktu 6 minggu akan ketahuan uang itu kemana," bebernya.

"Kok bisa butuhnya hanya Rp 2 triliun dana pihak ketiga disuntik jadi Rp 6,7 triliun dan itu berlangsung selama 8 bulan sampai tahun 2009," katanya.

"Di seluruh dunia selamatkan bank cuma 1 hari atau 2 hari saja ditransfer dana bailout pihak ketiga selesai. Tidak ada di seluruh dunia uang itu ditarik secara bertahap sampai 8 bulan," imbuhnya.

Rizal pun memohon pihak Istana kalau audit yang betul karena akan jelas dana itu buat keperluan politik.

Sebelumnya, Boediono tak merasa bersalah dengan kebijakannya memberikan bailout kepada Bank Century saat dirinya menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia (BI). Menurut dia, data tentang membengkaknya dana talangan dari Rp 632 miliar sampai Rp 6,7 triliun bukan tanggung jawab BI. (ma)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA