Tolak Jadi Politisi, Hotman Paris Sebut Gajinya Ratusan Kali Lipat dari Anggota DPR

Tolak Jadi Politisi, Hotman Paris Sebut Gajinya Ratusan Kali Lipat dari Anggota DPR

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pengacara Hotman Paris mengatakan, ia beberapa kali menolak tawaran bergabung ke partai politik.

Ia mengaku dapat tawaran dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Perindo, dan partai lain yang ia enggan sebutkan. Namun, semuanya dia tolak karena tidak berminat menjadi politisi.

Bukan karena tidak suka partainya, melainkan karena secara pribadi, Hotman tak menyukai politik.

"Buat apa? Semua saya miliki sudah. Saya lebih populer dari partai politik," ujar Hotman kepada Kompas.com, Jumat (16/3/2018).




Dari segi pendapatan, kata Hotman, saat ini dirinya panen uang. Gajinya terbilang besar karena menangani kasus-kasus kakap.

Selain itu, ia juga banyak digandeng menjadi pengacara sejumlah pengusaha. Bahkan, Hotman ada kontrak dengan Partai Perindo, di mana ia tetap dibayar bulanan meski tak ada kasus.

Jika masuk ke partai politik, Hotman meyakini pendapatannya pasti berkurang drastis.

"Sebagai lawyer pendapatan saya ratusan kali lipat daripada menjadi anggota DPR," kata Hotman.

Hotman juga tak ingin mencari popularitas dengan menjadi politisi. Saat ini, dirinya merasa sudah cukup terkenal. Pengikut dirinya di media sosial juga banyak.

Bahkan, partai terakhir yang menawarinya bergabung menganggap Hotman seperti influencer di media sosial sehingga diharapkan menarik animo masyarakat.

"Kepopuleran saya kadang-kadang setara menteri. Kalau di kawinan, kalau menteri VIP, saya juga VIP. Apa lagi yang saya cari," kata dia.

Hotman mengatakan, akan banyak pihak yang sakit hati jika dirinya menjadi politisi. Sebab, gaya bicaranya yang blak-blakan bukan mustahil membuat politisi lain meradang.

Selain itu, Hotman juga merasa pengalamannya selama 35 tahun berkiprah menangani kasus-kasus kakap pun tak ada lagi artinya jika bergabung ke partai politik.

"Saya menikmati. Itu kepuasan saya yang tidak bisa ditinggalkan," kata dia. [kc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita