Terjadi Lagi, Tak Terima Anak Ditegur, Orangtua Murid di Kalbar Tonjok Guru Hingga Masuk RS

Terjadi Lagi, Tak Terima Anak Ditegur, Orangtua Murid di Kalbar Tonjok Guru Hingga Masuk RS

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co -  Lastini (50), guru di SDN 31 Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, mengalami luka setelah dianiaya orangtua murid, Kamis (1/3) sekitar pukul 15.45 WIB. Kapolsek Meliau Iptu MR Pardosi mengatakan, tindakan yang dilakukan tersangka Sk, yang merupakan karyawan PTPN 13 terhadap korban, terjadi saat korban memberikan pelajaran ekstrakurikuler di halaman sekolah.

"Sk (40) merupakan warga Dusun Kedondong, Desa Sungai Mayam, Kecamatan Meliau," kata dia dilansir Antara, Sabtu (3/3).

Diduga karena tak terima anaknya ditegur, tersangka Sk langsung mendatangi korban dengan emosi yang tak terkendali. Tanpa banyak komentar, tersangka langsung menarik kerah baju dan melayangkan 'bogem mentah' ke bagian hidung sang guru yang langsung sempoyongan dan hidungnya bersimbah darah. Usai menganiaya korban tersangka langsung pergi.

Mendapati kejadian itu, warga dan para guru langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Kebun PTPN XIII Gunung Meliau, guna untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan akibat mengalami luka di bagian hidung.

"Korban sempat dirawat di rumah sakit PTPN XIII Gunung Meliau. Kan, luka di bagian hidung cukup serius dan mengakibatkan darah banyak keluar dari luka tersebut. Jadi perlu penanganan medis," ujar Pardosi.

Korban kemudian membuat laporan ke Mapolsek Meliau. Atas dugaan tindak penganiayaan tersebut, petugas Polsek Meliau langsung menindaklanjuti dengan mengamankan tersangka Sk, pada Jumat (2/3) dan langsung digelandang ke Mapolsek Meliau.

"Atas dugaan penganiayaan tersebut, tersangka kita amankan. Guna kepentingan penyidikan dan akan diperiksa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah melakukan tindak pidana," tegasnya.

Dijelaskan Pardosi, aksi brutal tersangka Sk, dipicu karena berlebihan dalam menanggapi pengaduan anaknya yang ditegur oleh sang guru.

"Tersangka ini tak bisa mengendalikan emosinya, ketika mendengarkan pengaduan anaknya. Seharusnya, sebagai orangtua dia dengan kepala dingin jika mendapatkan laporan anak. Sebab, kan belum tahu benar atau salah laporannya itu," jelasnya. (ma)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA