www.gelora.co - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo ) Rudiantara dibuat geram oleh sebuah akun Twitter anonim @PartaiHulk. Akun tersebut menyebut Rudiantara dipaksa oleh intelijen China untuk membocorkan minimal 70 juta data NIK dan nomor Kartu Keluarga (KK).
Menanggapi tudingan tersebut, Rudiantara membuat sebuah kicauan di akun Twitter miliknya, yang menegaskan kalau kabar tersebut adalah fitnah yang keji dan tidak berdasar.
"Slmt pagi. Tweet @PartaiHulk ini mengandung fitnah yg sangat keji & tidak berdasar. Yg disampaikan ybs tidak benar dan dapat diduga sbg perbuatan yg dilarang UU ITE," tulis Rudiantara di akun Twitternya, Selasa (13/3).
"Mari selalu tabayyun (mencari kebenaran), hindari fitnah berjamaah. Jangan sampai fitnah/hoax banyak disebar di medsos. Salam, ra," tutup Rudiantara.
Slmt pagi. Tweet @PartaiHulk ini mengandung fitnah yg sangat keji & tidak berdasar. Yg disampaikan ybs tidak benar dan dapat diduga sbg perbuatan yg dilarang UU ITE. Mari selalu tabayyun, hindari fitnah berjamaah. Jangan sampai fitnah/hoax banyak disebar di medsos. Salam, ra. pic.twitter.com/dBqSILbazI— Rudiantara (@rudiantara_id) 13 Maret 2018
Adapun informasi yang disebut hoaks oleh Rudiantara lengkapnya adalah sebagai berikut, seperti dikicaukan oleh @PartaiHulk.
"Menkominfo Rudiantara dipaksa intelijen China untuk bocorkan minimal 70 juta data KK dan NIK yang sesuai | Rudiantara dipaksa kejar target paling lambat akhir Mei tahun ini untuk produksi jutaan KTP di Beijing atas arahan Xi Jin Ping untuk pemenangan Jokowi | *infovalid," cuit @PartaiHulk pada Jumat (9/3) lalu.
Menkominfo Rudiantara dipaksa intelijen China untuk bocorkan minimal 70 juta data KK dan NIK yang sesuai | Rudiantara dipaksa kejar target paling lambat akhir Mei tahun ini untuk produksi jutaan KTP di Beijing atas arahan Xi Jin Ping untuk pemenangan Jokowi | *infovalid— Hulk (@PartaiHulk) 9 Maret 2018
Cuitan yang dianggap tak mendasar itu tercatat mendapat banyak respons dari warganet Indonesia. Sekitar 300 orang membalasnya, 726 orang me-retweetnya, dan 982 lainnya memberikan like pada cuitan itu.
Sehubungan dengan beredar luasnya cuitan akun anonim tersebut, Rudiantara diminta oleh warganet untuk segera menindak akun yang dianggap menyebar hoaks itu. Bahkan, di antara warganet juga ada yang meminta akun tersebut diproses hukum supaya tak lagi meresahkan masyarakat.
Kalau tidak benar, dan saya yakin juga tidak, harusnya diproses hukum dong pak @rudiantara_id— aimulianto (@aimulianto) 13 Maret 2018
Sementara, soal @PartaiHulk sendiri, akun tersebut tercatat dibuat pada Juni 2017. Kini, akun tersebut telah menuliskan cuitan sebanyak 7 ribu lebih. Bila dilihat sekilas, akun anonim ini banyak menyindir sosok Jokowi dan justru mengagung-agungkan sosok Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
[kmp]