Isu Prabowo King Maker Sengaja Dimunculkan Pihak Yang Ngiler Kursi Gerindra

Isu Prabowo King Maker Sengaja Dimunculkan Pihak Yang Ngiler Kursi Gerindra

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Anggota Dewan Kehormatan Partai Gerindra, Habiburokhman menilai opini yang menyebut Prabowo Subianto hanya berperan sebagai 'king maker' dalam ajang pemilihan presiden 2019 merupakan isu yang menyesatkan. Dia menegaskan Gerindra bakal mengusung Prabowo menjadi calon presiden di Pemilu 2019.

"Prabowo king maker, itu opini yang menyesatkan. Prabowo itu sangat layak menjadi king itu sendiri, jadi presiden itu sendiri," kata Habiburokhman di Hotel Alia, Cikini, Jakarta, Minggu (25/3).

Habiburokhman menduga isu Prabowo menjadi king maker sengaja dimunculkan karena beberapa pihak ingin maju capres 2019 namun tidak memiliki kendaraan politik. Namun, dia enggan berspekulasi pihak-pihak yang dimaksud.

"Mungkin ada orang yang ngiler kursi Gerindra. Ngiler liat kursi koalisi Gerindra ya terus dimunculin isu ini," ujarnya.

Dia menyebut, upaya mendorong Prabowo menjadi king maker sangat berbahaya. "Sikap instan itu bahaya sekali dalam konteks kenegaraan. Bisa jadi bibit pragmatisme. Ujungnya bisa korupsi tuh," tegas dia.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun menilai, Prabowo tak kunjung deklarasi karena dua hal yang tengah dipertimbangkan. Maju menjadi capres atau memutuskan menjadi king maker atau mendukung orang lain untuk mengalahkan Jokowi di 2019.

"Sumber keraguan yang pertama berasal dari temuan bahwa elektabilitas Pak Prabowo walaupun nomor 2 setelah Pak Jokowi, tapi terus mengalami tren penurunan. Jadi pertanyaan besarnya, apakah Pak Prabowo sanggup mengalahkan Jokowi?" kata Rico saat dihubungi merdeka.com.

Sumber keraguan yang kedua, lanjut dia, walaupun ada tokoh alternatif yang siap maju, tapi itu berarti Prabowo harus merelakan tiket partainya untuk orang lain.

Menurut dia, saat ini Prabowo sedang dilema seperti yang terjadi pada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2014. Tapi akhirnya, Mega memutuskan untuk memberikan tiket PDIP kepada Jokowi yang saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. (ma)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita