Ancam Buka Dosa Amien Rais, Sikap Menteri Luhut Disayangkan

Ancam Buka Dosa Amien Rais, Sikap Menteri Luhut Disayangkan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Sikap Menteri Koorditor Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan yang reaktif atas pernyataan mantan Ketua MPR Amien Rais yang mengkritik munculnya isu kebangkitan PKI menjadi salah satu yang ada di era Jokowi, disayangkan pengamat kebijakan publik dari Institute For Strategic and Development Studies (ISDS), M. Aminudin.

“Harusnya Luhut tidak semarah itu, justru harus membuktikan bahwa apa yang dituding Amien Rais itu tidak benar. Kalau penjelasan soal isu PKI itu jelas pasti publik memahami,” kata Aminudin kepada Harian Terbit di Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Terkait Luhut yang akan membongkar borok Amien Rais, Aminudin menilai, sikap Luhut tersebut menandakan ia akan menggunakan seluruh jaringan kekuasaan dan uangnya untuk memojokkan dan memfitnah Amien Rais.

Ancaman

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Dradjad H Wibowo, mengatakan reaksi Luhut itu menunjukkan bahwa di dalam pemerintahan Jokowi ada yang anti terhadap kritik.

"Reaksi LBP (Luhut Binsar Panjaitan) itu menjadi iklan yang buruk bagi pemerintahan Jokowi. Mengapa? Karena bisa dipakai sebagai pembenaran, bahwa pemerintahan Jokowi terkesan senang mencari kesalahan dari pihak yang berbeda pandangan dan atau berseberangan," kata Dradjad, dalam keterangannya, Selasa (20/3/2018).

Pernyataan Luhut juga, dinilai oleh Dradjad sebagai bentuk ancaman terhadap pihak yang berbeda pandangan. Bahkan ada kesan, menggunakan segala cara untuk melakukan pembalasan dendam.

"Saya jadi bertanya-tanya, jangan-jangan perpecahan di Golkar dan PPP dulu juga karena pendekatan 'cari-cari kesalahan dan balas dendam? Jangan-jangan kasus yang menimpa sebagian ulama, bahkan hingga ada yang wafat, juga karena hal yang sama? Masih banyak jangan-jangan yang lainnya," kata Dradjad.

PAN juga mewanti-wanti, kalau ada sesuatu yang terjadi dengan diri Amien Rais nantinya maka pihaknya sudah tahu siapa yang ada di balik itu. "Yang jelas, kalau sampai nanti terjadi apa-apa terhadap Pak Amien, PAN punya bukti kuat untuk menuding siapa aktor intelektualnya," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koorditor bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan geram dengan pernyataan mantan Ketua MPR Amien Rais yang menyebut pemerintahan era Joko Widodo disusupi isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Luhut pun mengkritisi tudingan Amien yang dinilainya tanpa data tersebut.

"Jangan bilang kita pro PKI. Apanya yang pro PKI, di mana pro PKInya? Dan, saya sendiri menumpas PKI kok," kata Luhut di kantor BPK, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Menurut Luhut, sebagai mantan prajurit TNI, dia punya alasan bicara nasionalisme dengan menumpas PKI. Ia pun mempertanyakan nasionalisme Amien. "Saya tentara, saya tahu. Makanya saya bilang, tanya nasionalisme, kan saya di mana-mana bilang. Eh, kalau kau belum pernah ditembakin, jangan kau bicara nasionalisme dulu," ujar Luhut.

Luhut mengingatkan, agar Amien tak asal bicara. Sebagai pejabat negara, kata Luhut, tak akan membuatnya sampai menjual profesionalisme pekerjaan dan melupakan nasionalisme. "Kita enggak akan gadaikan profesionalisme kita, saya enggak akan pernah menjual profesionalisme. Saya ingat, anak buah saya yang gugur di mana-mana," tuturnya.

Sebelumnya, pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengkritik munculnya isu kebangkitan PKI menjadi salah satu yang ada di era Jokowi. Kata dia, isu kebangkitan PKI mudah masuk ke semua lini, karena bebas beredar.  

"Bangsa kita sangat mudah dibodohi, tetapi kenapa rezim ini memberikan angin membangkitkan PKI," kata Amien di sela diskusi 'Bandung Informal Meeting' di Hotel Savoy Homan Kota Bandung Jawa Barat, Minggu (18/3/2018).

Amien menuturkan, saat era Jokowi, masyarakat seperti terjebak pada kondisi pernyataan pemimpin bertolak belakang dengan fakta. Dalam perjalanannya, rezim pemerintahan sekarang banyak memberikan pengalihan sekaligus pembodohan. Dengan nada keras, ia menganggap antara sikap pemerintah dengan kenyataan yang terjadi berbeda dan makin menjauh.

"Kita mengalami satu zaman antara omongan dan kenyataan jaraknya makin jauh. Kita sedang hidup di mana ada penipuan, pengalihan fokus, pembodohan, yang melakukan kadang-kadang dari yang tinggi," katanya. [htc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita