Said Aqil: Masalah Kapolri Tito Selesai Di PBNU, Tak Perlu Lagi Tabayun

Said Aqil: Masalah Kapolri Tito Selesai Di PBNU, Tak Perlu Lagi Tabayun

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Kapolri Jendral Tito Karnavian menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menjelaskan selain bersilaturahmi, kedatangan Kapolri untuk membahas potongan video yang saat ini sedang ramai diperbincangan.

Said menegaskan masalah potongan pidato sambutan Tito sudah selesai dan tidak perlu dilanjutkan. Menurut Said, apabila masih ada pihak yang mengembangkan pembahasan tersebut patut dicurigai.

"Masalah potongan pidato pak Kapolri yang ada di video viral itu sudah selesai tidak lagi ada kelanjutan, sudah tidak ada lagi diperlukan lagi tabayun sudah selesai di sini. Kalau yang ingin mengembangkan itu berarti ada tujuan yang kurang baik. Pak kapolri akan safari ke kantor ormas-ormas," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (31/1).

Said menambahkan, kehadiran Kapolri dengan beberapa rombongannya dalam rangka memperkuat silaturahim, demi menjaga ketenangan negara kita dalam menghadapi tahun politik ini.

"Jangan sampai kehilangan etika, mudah-mudahan Pilkada atau Pilgub berjalan dengan damai dengan kerjasama ormas-ormas," ujar Said.

Untuk diketahui, Kapolri Jendral Tito Karnavian hari ini bersama dengan 14 Organisasi masyarakat (Ormas) yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) yakni PBNU, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Mathla'ul Anwar, Yayasan Az Zikra, Al-Ittihadiyah, Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Rabithah Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Nahdlatul Wathan dan Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI).

Adapun dalam rapat tersebut PBNU bersama 13 Ormas lain membahas potongan video viral Tito yang menyebutkan bahwa Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan dua ormas pendiri bangsa Indonesia, sementara ormas Islam lainya justru ingin meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA