Kata Sri Mulyani, Kalau Ada Oknum Sebut Kita Krisis Utang, Itu Pasti Ada Motif Politik

Kata Sri Mulyani, Kalau Ada Oknum Sebut Kita Krisis Utang, Itu Pasti Ada Motif Politik

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah pengantar ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (5/2). Usai memberikan materi, Ani sapaan akrab Sri Mulyani memberikan kesempatan kepada mahasiswa/mahasiswi yang hadir untuk bertanya.

Sontak saja kesempatan itu tak disia-siakan para mahasiswa/mahasiswi. Dari empat penanya, seorang mahasiswi bertanya mengenai besarnya utang negara.

"Bagaimana ibu menjelaskan kepada masyarakat agar masyarakat tidak lagi panik dengan meningkatnya utang negara untuk biaya infrastruktur?" tanyanya.

Ani menjawab bahwa utang digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan lainnya. Sehingga dia pun tidak cemas jika banyak utang tapi untuk kepentingan rakyat.

"Kalau banyak utang untuk membangun masyarakat menjadi pintar seperti kalian ini, saya nggak khawatir. Karena saya tahu nanti kalian yang bawa solusi," katanya.

Dia juga memastikan apabila ada oknum yang bicara seakan Indonesia krisis utang, itu hanya motif politik. "Jadi kalau kalian nanti di media sosial ngomongin soal utang, saya jamin kalau dia mau melintir menjadi seolah-olah kita krisis utang itu karena dia punya motif politik, saya jamin itu," jelasnya.

Menurutnya, kabar soal utang selalu menjadi perhatian banyak pihak. Padahal semua telah diaudit oleh lembaga-lembaga yang berkompeten

"Kalau menkeu mengisu utang itu yang ngelihatin banyak sekali. Yang jelas BPK mengaudit, BPKP mengaudit internal, para investor di luar yang megang surat utang kita dia mengaudit kita, ratting agency mengaudit kita," terang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Dia mencontohkan Jepang memiliki utang 200 persen atau dua kali lipat dari Gross Domestic Product (GDP), tapi mereka tidak bingung karena tak dijadikan motif politik. (ma)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA