Golkar: Penyerangan Ulama Mirip Sejarah Jelang Jatuhnya Soeharto

Golkar: Penyerangan Ulama Mirip Sejarah Jelang Jatuhnya Soeharto

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ketua Umum PPP Romahurmuziy melempar spekulasi kalau pelaku penyerangan ulama merupakan eks orang kuat di RI dan terkait pilpres, serta menyamakannya dengan kejadian jatuhnya rezim Presiden ke-2 RI Soeharto. Golkar menyebut memang ada kemiripan fenomena saat ini dengan sejarah itu.

"Modus seperti itu memang hampir sama dengan peristiwa menjelang jatuhnya Pak Soeharto di era akhir Orde Baru. Namun, penilaian itu kan baru spekulasi politik," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Kamis (22/2/2018).

Soal peristiwa jelang jatuhnya rezim Orba, Rommy mengungkit penyerangan terhadap ustaz-ustaz kampung di masa lalu. Peristiwa lampau itu menurutnya bertujuan memberikan pesan kepada masyarakat sipil agar tidak mencoba-coba menurunkan Soeharto. Tujuan kedua adalah membangun persepsi publik bahwa negara dalam kondisi tidak aman, sehingga harus dipimpin oleh Soeharto, yang memiliki latar belakang militer.

Ace memang setuju dengan poin Rommy di atas, namun dia menyebut itu masih bersifat opini atau perkiraan-perkiraan semata. Bagi Ace, yang terpenting adalah polisi terus bekerja mencari kebenaran.

"Karena itu sifatnya spekulatif, sebaiknya pihak Kepolisian RI harus segera mengantisipasi dan bekerja secara sungguh-sungguh atas peristiwa penyerangan terhadap tokoh agama tersebut," sebut Ace.

Anggota Komisi II DPR itu juga menyoroti peran intelijen dalam kasus penyerangan ulama. Bagi Ace, intelijen harus terus bekerja dan melaporkan setiap temuan kepada Presiden Joko Widodo.

"Di sinilah juga pentingnya peran intelijen untuk memberikan masukan kepada Presiden RI dan melakukan deteksi dini menghadapi isu seperti ini. Kami mendesak kepolisian untuk bekerja lebih keras untuk mengungkap spekulasi yang selama ini berkembang," tegas Ace.

Pernyataan Rommy disampaikannya berdasarkan analisis tim pencari fakta yang diterjunkan PPP yang telah mengumpulkan informasi dari sejumlah lokasi penyerangan pemuka agama. Tim itu juga sudah menyampaikan laporan ke DPP PPP.

Temuan-temuan yang sudah dilaporkan lalu dianalisis oleh PPP. Hasil analisis awal, PPP mengidentifikasi ada kelompok yang memiliki kemampuan melakukan tindakan sistematis dan terencana terkait penyerangan terhadap para pemuka agama. Hasilnya, mengarah ke dua pihak: penguasa dan pihak di luarnya.

Identifikasi bahwa ada kelompok berkuasa atau yang pernah berkuasa terkait penyerangan terhadap ulama lalu dianalisis lagi. Analisis didasarkan pada siapa untung dan siapa rugi. Dilanjutkan Rommy, penyerangan terhadap ustaz-ustaz kampung di masa lalu, pertama bertujuan memberikan pesan kepada masyarakat sipil agar tidak mencoba-coba menurunkan Soeharto. Tujuan kedua adalah membangun persepsi publik bahwa negara dalam kondisi tidak aman, sehingga harus dipimpin oleh Soeharto, yang memiliki latar belakang militer.

"Artinya, siapa mereka? Mereka adalah yang pernah menjadi orang kuat di republik ini, siapanya tentu polisi, aparat intelijen harus menggali lebih jauh fakta dan apa di balik fakta," sebut Rommy. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita