Fahri: Jokowi Suka Panggil Orang ke Panggung, Kenapa Gak Mau Debat Sama Mahasiswa?

Fahri: Jokowi Suka Panggil Orang ke Panggung, Kenapa Gak Mau Debat Sama Mahasiswa?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah turut mengomentari kabar soal aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Sumatera Barat yang ditahan oleh aparat ketika ingin menyampaikan aspirasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pantauan TribunWow.com, hal tersebut berawal dari postinga Twitter akun @ayuefrizal_MR yang membagikan foto terkait penangkapan tersebut.

"Tmn2 kammi sumbar hr ini ditahan aparat ktk ingin menyampaikan aspirasi kpd presiden @jokowi," tulisnya.

"Hadeuh...Mau bagaimana lagi cara menyampaikan pendapat, didemo dibilang anarkis, diajak dialog egk ada waktu, dikasik kartu kuning dibilang tidak sopan," tulis @spirit_212.


Video unggahan @spirit_212 tersebut kemudian turut dikomentari oleh Fahri Hamzah.

Wakil ketua DPR itu kemudian membandingkan dengan aksi presiden yang sering memanggil ibu-ibu hingga anak SD ke Panggung untuk di tanya dan kemudian diberi sepeda.

Fahri Hamzah lantas mempertanyakan, kenapa Presiden Jokowi tak mau debat dengan mahasiswa.

Ia pun kemudian meminta agara Jokowi mengahadapi mahasiswa.

"Pak jokowi suka panggil ibu2, kakek2 ke atas panggung atau anak SD ditanya lalu dikasi sepeda...kenapa Gak mau debat dengan mahasiswa? Suara mahasiswa adalah suara paling jujur dalam sejarah...hadapilah pak presiden....," kata Fahri Hamzah.


Diberitakan Tribunislam, para aktivis Kammi menggelar aksi atas kehadiran Presiden Jokowi di Sumatera Barat pada Jumat (9/2/2018).

Aksi tersebut hanya berlangsung 5 menit dan kemudian dibubarkan oleh aparat kepolisian.

Sekjen Kammi sekaligus korlap aksi Abu Said mengatakan jika mereka inging menyampaikan beberapa tuntutan kepada Presiden Jokowi.

"Tuntutan dalam aksi ini agar pemerintah dapat mengatasi masalah kompleks di negeri ini yaitu naiknya tarif listrik, pencabutan subsidi BBM, pupuk, gas, impor kebutuhan pokok seperti beras yang merugikan petani, serta kriminalisasi kepada ulama," ungkap Said. [tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita