Mengenal La Ode Munafar, Pencetus Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran

Mengenal La Ode Munafar, Pencetus Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Indonesia Tanpa Pacaran (ITP), mungkin belum banyak yang tahu tentang gerakan ini. Gerakan yang dibuat oleh La Ode Munafar pada September 2015 ini mencoba menjawab kegelisahan dari banyaknya generasi yang menjadi korban budaya pacaran yang rusak.

Dikutip dari Indonesiatanpapacaran, Selasa (30/1), dijelaskan bahwa La Ode merupakan seorang penulis 60 judul buku cinta dan motivasi, trainer muda, dan pemilik Gaul Fresh. La Ode memulai gerakan ini dengan slogan visi “Menjadi Barisan Terdepan Berjuang Menghapus dari Indonesia”.



“Saya melihat itu (korban budaya pacaran yang rusak), sehingga saya merasa perlu ada media yang hadir menyadarkan generasi akan bahaya pacaran,” Beber La Ode saat dihubungi kumparan (kumparan.com).

Mengenai fenomena pacaran pada generasi muda, menurutnya, hanya sesuatu yang merugikan. La Ode menjelaskan, kerugian itu datang dari banyak hal, seperti waktu yang terbuang, tentang materi yang harus dikeluarkan dan pacaran adalah sesuatu yang berbahaya untuk kehormatan seseorang.

“Pacaran itu merugikan, apalagi kalau dilihat dari segi akhirat,” kata La Ode.

Ia mengklaim kalau gerakannya ini mendapat respons positif dari masyarakat. Respons tersebut dapat dilihat dari banyaknya pendukung mereka di dunia maya. Menyoal dukungan, La Ode mengakui kalau dukungan datang baik dari Indonesia maupun luar negeri.



“Pendukung di Facebook sudah hampir 1 juta orang, selain itu kami juga punya 1 grup Telegram yang berisi para pendukung dari luar negeri” ujar La ode.

Untuk melancarkan gerakannya, La Ode membuat sebuah buku sebagai modul sebagai acuan untuk anggota maupun pengurusnya. Selain itu, ia sering melakukan acara kumpul bersama di berbagai daerah.

“Suatu saat nanti insyaallah kita gathering nasional,” ujar La Ode.

La Ode Munafar adalah pemuda yang berasal dari pelosok Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pemuda yang pernah menjadi presiden mahasiswa di salah satu kampus di Yogyakarta ini merupakan pendiri Gaul Fresh pada 5 tahun lalu.

Selain Gaul Fresh, ia juga memiliki lembaga pelatihan Ksatria Pena. Lembaga ini memiliki satu metode unik, yakni menulis cepat dengan jaminan dapat menghasilkan satu buku setelah mengikuti pelatihan selama 8 jam. [kmp]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA