Telak! Begini Cara Erdogan 'Hantam' Amerika dan Israel

Telak! Begini Cara Erdogan 'Hantam' Amerika dan Israel

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Dengan nada tegas dan bergetar, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan meluapkan ketidaksukaannya terhadap Amerika Serikat dan Israel. Hal ini dilakukan seiring tindakan blunder fatal Donald Trump yang mengklaim Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel.

Erdogan menyebutkan tindakan Trump tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan. Apalagi banyak sekali persoalan Amerika Serikat yang belum diselesaikan di masa kepemimpinannya.

"Terimakasih kepada pimpinan pertemuan ini. Karena insiden ini bukanlah kejadian biasa. Apakah Amerika tidak ada pekerjaan lain? Apakah mereka sudah menyelesaikan permasalahan Daesh (ISIS)?" seru Erdogan dengan tegas di hadapan ratusan politisi.

Erdogan juga menyatakan akan memobilisasi kaum Muslimin internasional untuk menentang keputusan Trump. Pasalnya, Al-Quds memang berada di tanah Palestina. Dan secara keseluruhan, wilayah Palestina sedang dijajah oleh Israel.

Bukan hanya marah dan menyampaikan ancaman kepada Trump dan Amerika, Erdogan juga melakukan tindakan serupa kepada Israel. Ia menyebut Perdana Menteri Israel, Netanyahu belum menyelesaikan masalah internal negaranya.

"Saat ini, Netanyahu (PM Israel) tidak bisa menyelesaikan permasalahan internal yang terjadi di Israel." tegas Erdogan.

Sebagai langkah nyata ketegasan sikap, Erdogan akan melakukan diplomasi khusus dengan anggota negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) selama 5-10 hari untuk merespons blunder Trump ini.

Erdogan juga menegaskan akan memutuskan hubungan bilateral dengan Israel.

"Kami akan melanjutkan perjuangan atas permasalahan ini dengan melakukan berbagai pertimbangan dan itu bisa berupa memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel." pungkasnya.

Dunia marah menanggapi keputusan Trump yang menyatakan Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel. Pemerintah Indonesia merupakan penolak keras kebijakan tersebut.

Berbagai ormas Islam juga mengeluarkan rilis resmi menentang keputusan tersebut. Keputusan Trump sangat berbahaya dan bisa memicu reaksi Muslim internasional.


[tbw]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita