Pengamat: Loyalis dan Rezim Jokowi Melihat “Gerakan 212” Sebagai Ancaman Kekuasaan

Pengamat: Loyalis dan Rezim Jokowi Melihat “Gerakan 212” Sebagai Ancaman Kekuasaan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Rezim Joko Widodo dan loyalisnya memandang Aksi Bela Islam 212 dan gerakannya sebagai ancaman bagi kekuasaan, sehingga terus dimunculkan stigma buruk, baik melalui medsos maupun media mainstream. 

Analisis itu disampaikan pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada itoday (04/12). "Lihat saja, akun-akun Twitter pendukung buta Jokowi, selalu bersuara negatif  terkait Aksi 212, terutama Reuni Alumni 212 (2 Desember)," beber Baidhowi. 

Menurut Baidhowi, Gerakan 212 maupun alumninya merupakan kekuatan umat Islam dan rakyat yang sangat dahsyat. "Bisa mengumpulkan umat Islam walaupun isu Ahok sudah tidak ada. Itu sebuah gerakan luar biasa, dan acaranya berlangsung damai," papar Baidhowi. 

Baidhowi menilai, yang menjadi penggerak Aksi 212 karena ada satu tujuan ingin memperbaiki bangsa Indonesia menjadi lebih baik. "Mereka menginginkan Indonesia lebih baik dan penguasanya tidak menjual aset-aset milik negara," tegas Baidhowi.

Selain itu, kata Baidhowi, pendukung Jokowi yang mengolok-olok 212 justru merugikan penguasa saat ini. "Justru rakyat semakin simpati kepada 212. Bisa jadi jika Jokowi tidak terpilih kembali itu akibat  ulah pengikut dan penjilatnya sendiri," pungkas Baidhowi. [ito]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita