Komunitas Tionghoa: Tidak Harus Jadi Muslim Untuk Rasakan Penderitaan Rakyat Palestina

Komunitas Tionghoa: Tidak Harus Jadi Muslim Untuk Rasakan Penderitaan Rakyat Palestina

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkarisma ikut bergabung bersama jutaan umat Islam dalam aksi Bela Palestina di Lapangan Monas, Jakarta (Minggu, 17/12).

Dalam aksi tersebut, Lieus menyerukan pembelaan terhadap Palestina tidak melulu harus dilakukan oleh umat Islam.

"Tidak harus menjadi seorang muslim untuk bisa merasakan penderitaan rakyat Palestina,” kata dia.

Lieus menegaskan, apa yang dialami bangsa Palestina saat ini bukanlah peristiwa yang baru terjadi. Penderitaan itu sudah berlangsung puluhan tahun. Amatan dia, Aksi Bela Palestina kali ini bukan sekedar bentuk solidaritas umat Islam, tapi juga wujud adanya kekuatan umat Islam yang luar biasa.

"Setelah aksi 212, inilah aksi yang membuat saya merinding menyaksikan kuatnya persatuan umat Islam Indonesia,” katanya.

Dia berharap, dunia barat bisa melihat kemana bangsa Indonesia berpihak dengan adanya aksi kali ini. "Sebab dari sejarah saya tahu, bagi umat Islam Indonesia bangsa Palestina bukan hanya sekedar saudara seiman, tapi lebih dari itu. Palestina adalah bangsa pertama yang mendukung kemerdekaan Indonesia,” katanya.

Aksi Bela Palestina yang digelar di Monas, Jakarta, selain diikuti jutaan umat Islam, juga dihadiri oleh tokoh masyarakat dan pejabat negara seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua MUI Ma'ruf Amin, Plt. Ketua DPR RI Fadli Zon, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan lain-lain.

Selain diisi dengan orasi oleh sejumlah tokoh, pada aksi ini juga dibacakan petisi oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, KH Anwar Abbas terkait pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Petisi tersebut akan diserahkan ke kedutaan besar AS, Senin (18/12) atas nama ketua-ketua ormas di Indonesia.

Petisi tersebut antara lain berisi desakan agar Donald Trump segera mencabut pernyataannya soal Jerusalem dan meminta DPR agar membentuk tim panitia khusus untuk meninjau investasi Amerika di Indonesia.

Lieus sendiri kagum pada umat Islam yang ikut aksi ini. "Seperti halnya aksi 212, kali inipun aksi berjalan tertib, damai dan tak ada pohon atau rumput di Monas yang rusak,” ujarnya.

Lieus berharap aksi ini bisa menjadi dorongan moral bagi pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap lebih tegas terkait konflik Israel dan Palestina ini, khususnya menyangkut status Jerusalem.

"Secara pribadi saya berharap Presiden Jokowi, atas nama pemerintah dan bangsa Indonesia, dapat segera mendeklarasikan pengakuan bahwa Jerusalem adalah ibukota Palestina,” katanya.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sudah saatnya pemerintah Indonesia menunjukkan sikap yang lebih tegas dalam soal ini,” demikian Lieus. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA