Kapolri Sebut Reuni 212 Bernuansa Politis, Kapitra: Semua Aksi Itu Ya Emang Politik

Kapolri Sebut Reuni 212 Bernuansa Politis, Kapitra: Semua Aksi Itu Ya Emang Politik

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai reuni 212 bernuansa politik. Pembina Presidium Alumni 212 Kapitra Ampera menanggapinya. Ia mengakui semua aksi dan kehidupan manusia mengandung unsur politik.

"Semua aksi itu ya emang politik. Kita hidup juga pasti berpolitik. Tapi politik apa? Instruktif apa destruktif. Politik menghancurkan kehidupan masyarakat atau politik membangun masyarakat?," kata Kapitra kepada Okezone, Jumat (1/12/2018).

Sebelumnya Tito Karnavian mengatakan reuni akbar alumni 212 di Monas, Jakarta pada 2 Desember 2017 tujuannya tak jauh dari politik. “Ini pastinya ke arah politik 2018-2019," katanya. kemarin.

Menurut Kapitra, kehidupan manusia memang penuh politik. "Saya kira semua kehidupan itu politik. Politik itu alat untuk mencapai tujuan, apakah tujuan baik atau tujuan buruk. Biarkan masyarakat yang menilai nanti," tegasnya.

"Selagi tidak melanggar konstitusi itu tidak masalah. Semua itu politik, jabatan presiden pun politik. Demonstrasi itu suatu politik untuk mencapai tujuan," tandasnya.

Menko Polhukam Wiranto sebelumnya juga mengatakan bahwa reuni 212 tidak perlu dilakukan karena dinilai hanya membuang energi saja. “Jangan membuang energi pada hal yang tidak perlu," ujarnya.

Tapi, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab menegaskan bahwa reuni 212 penting untuk menjaga roh aksi bela Islam yang sempat menggemparkan Jakarta pada 2 Desember 2016 untuk menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara.

Rizieq menegaskan bahwa aksi 212 bukan hanya untuk urusan Pilkada DKI Jakarta, tapi ada banyak persoalan bangsa lain yang harus diselesaikan dengan semangat 212. [okz]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA