Diplomasi Abal-abal: Jokowi Tak Bisa Lihat Gajah di Pelupuk Mata

Diplomasi Abal-abal: Jokowi Tak Bisa Lihat Gajah di Pelupuk Mata

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - PADA saat ini, kita sudah berada di milenium kemanusiaan (human right millennium) dimana para penjahat kemanusiaan adalah orang-orang yang dimusuhi umat manusia (hostis humanis generis).

Pelaku kejahatan kemanusiaan tidak ada tempat berlindung di bawah kolong langit ini (no save heaven).

Indonesia boleh ribut dan marah untuk mendukung bangsa Palestina atas kejahatan bangsa Israel. Tetapi kita juga jangan sewot dan kebakaran jenggot kalau negara lain mendukung dan mengecam kejahatan (penangkapan, penganiayaan, penyiksaan dan pembunuhan) di bawah pimpinan Jokowi atas bangsa Papua melanesia.

Solidaritas Indonesia atas bangsa pelestina tidak sekedar karena adalah solidaritas atas kesamaan agama (ukuwah Islamiyah).

Solidaritas bangsa-bangsa Papua melanesia juga bukan karena sekedar kesamaan bangsa melanesia tetapi lebih dari sekedar itu, yaitu intervensi kemanusiaan (humanitarian intervension) yang melampaui batas-batas negara bangsa (borderless).

Cara pandang Pemerintah atas bangsa Palestina itu memang penting baik secara simbolik diplomatik tetapi juga substansial kepedulian kemanusiaan.

Tetapi Jokowi jangan lupa peribahasa kuno bangsa Melayu bangsanya sendiri bahwa "gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Indonesia cenderung melihat kejahatan kemanusiaan di bangsa lain tetapi tragedi yang menimpa ribuan rakyat Papua bangsa melanesia di negerinya sendiri tuli dan bisu.

[***]

Penulis adalah aktivis kemanusiaan [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita