Antara Ustadz Abdul Somad Dan Ustadz Abdul Zakir Naik

Antara Ustadz Abdul Somad Dan Ustadz Abdul Zakir Naik

Gelora News
facebook twitter whatsapp






GELORA - Kembali, Ustadz Abdul Somad (UAS) dikerjain oleh "musuh Islam". UAS dilarang masuk Hongkong, dan setelah tiga jam ditanya-tanya lalu disuruh pulang ke Indonesia. UAS pun balik masuk pesawat, sementara jemaah yang sudah menunggunya di Bandara, berlinang air mata menyesalkan sikap aparat imigrasi dan kepolisian Hongkong.



Saya sempat menelepon Munawir, teman UAS yang ikut bersamanya ke Hongkong. Apa pasal UAS tak boleh masuk negeri boneka Cina itu? Katanya, persoalannya sederhana saja. UAS memiliki Kartu Anggota Habaib (Rabithah Alawiyah) atau Anggota Ulama Habaib se-Dunia yang dikeluarkan para Da'i dan Pendakwah Islam di Maroko. Di kartu itu ada gambar bintang dan tulisan Arab.



"Ini mungkin alasan saja. Saya melihat, ada Musuh Islam yang tak menginginkan UAS ceramah di Hongkong. UAS diperiksa seperti seorang teroris," kata Munawir yang menemani UAS, pada saya melalui WhatsApp.



Astaghfirullah! UAS disamakan dengan teroris di luar negeri, setelah sebelumnya di dalam negeri sendiri dia dituduh terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia) dan anti NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) oleh sekelompok orang di luar Islam. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan seorang ulama bernama UAS? Apa yang membuat banyak orang marah terhadap seorang Melayu Islam bernama Abdul Somad itu? Saya tak habis pikir dan terus bertanya; ada apa?



Kegelisahan saya ini, saya sampaikan pada teman saya, Dr Kapitra Ampera, SH, MH. Kapitra adalah seorang doktor hukum yang juga menjadi Kuasa Hukum UAS. Saya katakan kepada dia, buatlah agar dunia tahu bahwa UAS bukanlah teroris, apalagi PKI dan anti NKRI. UAS adalah pendakwah agama Islam, sama seperti pendakwah agama agama lain di Indonesia dan dunia. UAS seorang anak Melayu yang santun dan kini sangat dibutuhkan Umat, karena ilmu dan penguasaannya terhadap agama Islam sangat baik.



Tak menunggu lama, Kapitra Ampera lalu menyampaikan pernyataan sikap. Dia segera akan melakukan konfirmasi dan klarifikasi terhadap pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri RI, untuk mengetahui duduk persoalannya. Menurut Pengacara Islam ini, dia ingin mengetahui apakah upaya yang dilakukan Hongkong terhadap UAS, atas permintaan Pemerintah Indonesia atau Pemerintah Cina.



"Kami akan melakukan protes keras kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Cina, atas perlakuan terhadap seorang guru agama itu. Kami akan melaporkan hal ini kepada DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan instansi lainnya agar Pemerintah Indonesia serius melindungi warganya yang melalukan kunjungan ke luar negeri," tegas Kapitra.



Protes hukum Kapitra ini, langsung disambut Ketua Komisi I DPR-RI, Abdul Kharis Almasyhari. Secara tertulis, Kharis menyayangkan pendeportasian UAS. Menurutnya, Kementerian Luar Negeri memiliki Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) di luar negeri, yang harus mempertanyakan kepada imigrasi Hongkong, mengapa UAS dideportasi.



Sebenarnya, masalah deportasi WNI ini, memang harus diketahui Kemenlu. Tak jelas, apakah saat UAS "diusir" dari Hongkong, ada orang Kementrian Luar Negeri RI di sana, untuk dimintai penjelasannya. Wallahualam! Tak ada kabar tentang hal itu. Harusnya, seperti diamanahkan konstitusi, dalam pembukaan UUD 1945, negara wajib melindungi warganya yang ke luar negeri secara sah. Kemudian Pasal 19 huruf b Undang-Undang No 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri, dinyatakan Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban “inter alia”, memberikan pengayoman, perlindungan dan bantuan hukum bagi WNI yang berpergian.



KISAH pilu UAS ini, mengingatkan saya akan seorang Ulama Besar Islam; Ustadz Dr. Abdul Karim Zakir Naik yang sering dipanggil Ustadz Zakir Naik (UZN). Beliau adalah Dai Islam terkenal yang berasal dari Mumbai, India. UZN seperti halnya UAS, adalah seorang ahli tafsir dan hadis serta ahli dalam ilmu perbandingan agama.



UZN dan UAS sama sama pengarang buku tentang syariat Islam dan sama sama sering mendapatkan perlakuan "tak adil" dari musuh Islam. Tapi untuk "jam terbang", UZN jauh lebih tinggi dan lebih banyak ketimbang UAS. Karena UZN lahir 18 Oktober 1965, sedangkan UAS 10 tahun dibawah itu. Tapi UZN dan UAS, sama sama berpendidikan tinggi.



Ustadz Zakir Naik, memulai pendidikan di St. Peter's High School (ICSE) di Mumbai. Dari sana ia masuk di Kishinchand Chellaram College dan Topiwala National Medical College, sekolah ilmu kesehatan. Kemudian UZN melanjutkan ke University of Mumbai, jurusan Kedokteran dan memperoleh gelar MBBS (Bachelor of Medicine Bachelor Of Surgery).



Tahun 1991, dia memutuskan berhenti sebagai dokter dan beralih menjadi pendakwah Islam. Di negaranya India, Islam adalah minoritas. Karena minoritas, Islam sering tertekan dan ditekan. Terinspirasi dari seniornya, Ahmed Deedat, UZN kemudian belajar sungguh sungguh tentang Al Quran dan Hadis serta ilmu perbandingan agama. Tujuannya menjadi pendakwah, agar Muslim bangga dengan agamanya, dan mengubah pandangan negatif tentang Islam oleh banyak orang anti-Islam di negaranya maupun di dunia. Di mata sebagian orang, Islam adalah agama para "Teroris".



UZN seperti halnya UAS, adalah seorang hafidz (hapal Al Qur'an) dan juga hadis. Bahkan UZN memahami Kitab Suci Injil, Zabur, Taurat dan Weda. Karena itu, ketika dia berdiskusi dg para ahli agama lain, UZN jarang bisa ditaklukkan. Karena dia memang memiliki ilmu tentang hal itu. Kelebihan UZN yang lain, dia memiliki Stasiun Televisi sendiri, yang menyiarkan dakwah dakwahnya. Sekaligus stasiun ini sebagai bukti pada dunia, bahwa sebagian ahli agama di luar Islam, tidak memahami tentang agamanya sendiri, apalagi soal Islam.



Kelebihan lain, UZN setiap berceramah, selalu dihadiri ribuan orang. Tak hanya di India, UZN sudah berdakwah hampir di separuh kota kota besar di dunia. Bahkan dari ribuan jemaah yang hadir, tidak saja dari kalangan Islam, tapi juga dari agama Yahudi, Kristen, Hindu, Budha bahkan mereka yang tak punya agama. Dia selalu mengatakan bahwa agama yang terbaik di sisi Allah SWT setelah para Rasul dan Nabi sebelumnya, adalah Islam. Karena inilah UZN sering dikecam agama lain. Namun dibalik itu, UZN juga sudah meng-Islam-kan ribuan orang pula.



Lalu kenapa saya ingat Ustadz Abdul Zakir Naik kala menulis nasib Ustadz Abdul Somad? Sederhana juga jawabnya. Selain UAS mengakui sangat mengagumi UZN, ada kesamaan lain antara keduanya. Bila UZN ceramah dihadiri ribuan jemaah, begitu juga dengan UAS. Bila UZN berceramah disiarkan secara langsung oleh PEACE TV miliknya, UAS juga memiliki jaringan siaran langsung UAS Televisi. Bila UZN mengatakan, agama yang terbaik di sisi Allah SWT adalah Islam, begitu juga dengan UAS. Bila UZN berpendidikan tinggi, UAS juga adalah tamatan Al Azhar University Kairo Mesir dan Megister Hadis dari University of Maroko. Dan bila UZN dicekal di Inggris, Amerika dan Palestina, maka UAS juga diusir balik dari Hongkong.



Memang, menyamakan jam terbang UZN dan UAS taklah seimbang. Karena UZN jauh lebih dulu dikenal umat dan menjadi pendakwah ketimbang UAS. Tapi nasib yang sama kini menimpa mereka. Keduanya diusir hanya untuk berdakwah tidak saja di negerinya, tapi juga di negara orang. Dan lebih hebat lagi, keduanya disamakan dengan; Teroris. Allahu Akbar!



Oleh H. Dheni Kurnia


Penulis adalah penyair, wartawan senior serta pemegang sabuk hitam dan V karate-do TAKO Indonesia.


[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita