Rocky Gerung: Bukan Dosen Radikal yang Membahayakan Kampus, tapi..

Rocky Gerung: Bukan Dosen Radikal yang Membahayakan Kampus, tapi..

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ahil Filsafat, Rocky Gerung menanggapi isu kampus yang berkaitan dengan tindakan radikalisme.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @rockygerung, yang ia tuliskan pada Senin (11/6/2018).

Mulanya, Rocky Gerung mengkritisi dunai pendidikan di Indonesia.

Rocky Gerung menilai, jika loyalitas guru seharusnya pada ilmu pengetahuan, bukan pada pemerintah.

"Loyalitas guru bukan terhadap pemerintah, melainkan terhadap pengetahuan. Itu dalilnya," tulisnya.



Setelah itu dia melanjutkan bahwa dosen yang radikal tidak membahayakan kampus.

Namun, menurutnya, jenis dosen yang feodal yang membahayakan kampus.

"Bukan dosen radikal yang membahayakan kampus, melainkan dosen feodal," cuit Rocky Gerung.



Rocky Lantas menlanjutkan bahwa yang dimaksud dosen feodal adalah dosen yang menyingkirikan kolega demi menghamba pada atasan.

"Feodal itu menyingkirkan kolega demi menghamba kepada atasan. Ingin kuasa tapi budak. Itu paradoksnya," tulisnya.

Diketahui sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diminta menjelaskan metodologi apa yang digunakan dalam menentukan bahwa sebuah perguruan tinggi terpapar radikalisme.

"Dari BNPT harus menjelaskan metodologi dalam menentukan kampus yang terpapar radikalisme," terang Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah dalam diskusi bertajuk Gerakan Radikal di Kampus, Sabtu (9/6/2018) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Diketahui, BNPT telah merilis hasil penelitian mereka tentang tujuh perguruan tinggi negeri yang menjadi tempat berkembangnya radikalisme.

Ketujuh kampus tersebut yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya.

Firmanzah menegaskan BNPT harus menjelaskan mengapa sebuah perguruan tinggi dapat dinyatakan sebagai kampus yang terpapar radikalisme, kenapa kampus yang lain itu.

Langkah BNPT merilis daftar kampus yang terpapar radikalisme, diungkan Firmanzah akan sangat berdampak pada dunia akedemik.

Lanjut, Firmazah juga menyayangkan BNPT yang tidak melibatkan perguruan tinggi dalam memetakan kampus yang terpapar radikalisme.

"Ini isu yang sangat sensitif, seharusnya sebelum informasi ini disampaikan ke publik, BNPT perlu mengundang kami dari perguruan tinggi untuk membahasnya," ‎ungkapnya yang dilansir dari Tribunnews.com. [tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita