Meski Kalah di Quick Count, LSI Denny JA Sebut Pasangan Sudrajat-Syaikhu Hebat, Ini Alasannya

Meski Kalah di Quick Count, LSI Denny JA Sebut Pasangan Sudrajat-Syaikhu Hebat, Ini Alasannya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - LSI Denny JA memberikan gambaran tentang Pilkada Jawa Barat.

Lembaga survei ini juga menyebut pasangan Sudrajat-Syaikhu (ASYIK) merupakan pasangan calon yang hebat meski kalah di quick count.

Denny JA menyebut mesin politik yang bekerja 2 minggu terakhir dapat menentukan kemenangan.

"Karena pada saat itu migrasi suara paling besar terjadi, di Indonesia loyalitas tokohnya sangat kecil Pemilih di Indonesia ini termasuk pemilih pengambang, yang kedekatan tokohnya lebih terpengaruhi oleh isu, sehingga 2 minggu terakhir itu menentukan," ujar Denny JA seperti yang dilansir TribunWow.com, dari akun Youtube Denny Ja 2017, Rabu (27/6/2018).

"Di sebuah wilayah yang sangat kompetitif, antara Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Sudrajat. Nah, ASYIK ini memiliki mesin PKS yang sangat dahsyat, di sejumlah lembaga survei menyebut Ridwan Kamil menang, disusul oleh Deddy Mizwar, tapi yang terjadi kali ini, pasangan ASYIK ini hampir mengejar Ridwan Kamil," tambahnya.

Denny JA menyebut jika pasangan ASYIK mengambil suara ditukungan terakhir.

"Pasangan ASYIK ini mengambil suara ditikungan terakhir, melalui mesin politiknya yaitu PKS," ujarnya.

Dalam videonya tersebut, Denny JA juga memberikan keterangan atas hasil lembaga surveinya.

Denny JA menyebut bahwa data yang ia gunakan untuk melakukan perhitungan cepat adalalah valid.

Namun ia juga meminta bahwa hasil resminya diumumkan oleh KPUD.

Kemudian, ia menambahkan jika upayanya membuat perhitungan cepat lantaran dua alasan.

"Pertama, pengumuman KPUD lama, dan kita telah melakukan lebih dari 200 quick count dan tidak ada satupun yang meleset. Kedua rakyat berhak tahu siapa pemenang hari ini juga," kataDenny JA.

Setelah itu, Denny JA membeberkan alasan Sudirman Said kalah dan Ganjar Prabowo menjadi pemenang.

Menurutnya, tokoh yang memiliki kantong suara terbesar mampu memenangkan Pilkada.

"Pertama adalah, siapa yang memenangkan kantong besar suara di provinsi itu, setiap provinsi memiliki kantong besar, suka tidak suka itu sifatnya sangat promordial, misalnya, di NTB kantong besar Sumbawa berbeda perilakunya dengan kantong suara di Lombok," ujarnya.

Kemudian ia menambahkan, politik indentitas masih mempengaruhi.

Denny JA lantas menyebut ketokohan menjadi hal terpenting dalam mendapatkan suara.

"Kedua, adalah pesona seorang tokoh, secara statistik adalah tokoh dikenal dan paling disukai, tokoh incomben jika maju kembali, maka ia diuntungkan karena sudah dikenal terlebih dahulu. Sementara tokoh baru, harus merangkak pelan-pelan dari bawah dan dia dibatasi Undang-undang kampanye sehingga hal tersebut menguntungkan incumben. Jika incumben maju, seperti ganjar Pranowo, maka dapat dipastikan 70 persen menang, jika kalah maka pasti seseorang itu memiliki masalah yang serius di leadershipnya, di skandalnya, maka 70 persen incumben jika bagus, 70 persen pasti memang," ujar Denny JA.


Diketahui sebelumnya, sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan hasil quick count dan hasilnya, menunjukkan Ridwan Kamil lebih unggul.

Berikut ini hasil akhir quick count di 5 lembaga survei:

1. Litbang Kompas

Ridwan-Uu: 32,54 persen

TB Hasanuddin-Anton: 12,2 persen

Sudrajat-Syaikhu: 29,53 persen

Deddy-Dedi: 25,72 persen

2. Indo Barometer

Ridwan-Uu: 32,40 persen.

TB Hasanuddin-Anton: 12,95 persen.

Sudrajat-Syaikhu: 28,54 persen.

Deddy-Dedi: 26,10 persen.

3. SMRC

Ridwan-Uu: 32,26 persen.

TB Hasanuddin-Anton: 12,77 persen.

Sudrajat-Syaikhu: 29,58 persen.

Deddy-Dedi: 25,38 persen.

4. LSI

Ridwan-Uu: persen.

TB Hasanuddin-Anton: persen.

Sudrajat-Syaikhu: 2 persen.

Deddy-Dedi: 2 persen.

5. Poltracking

Ridwan-Uu: 31,83 persen.

TB Hasanuddin-Anton: 12,91 persen.

Sudrajat-Syaikhu: 28,17 persen.

Deddy-Dedi: 27,08 persen.

Hasil qucik count ini tidak bersifat mutlak atau resmi, lantaran keputusan pemenang yang sah adalah berdasarkan hasil pengitungan suara yang dilakukan oleh pihak KPU.

Di mana KPU akan melakukan rekapitulasi hingga 9 Juli 2018 mendatang.

Hasil resmi akan diumumkan oleh KPU setelah rekapitulasi selesai dilakukan.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita