Mahasiswa RI Jadi Imam Rutin Tarawih di Lebanon

Mahasiswa RI Jadi Imam Rutin Tarawih di Lebanon

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Sebagai kota yang mayoritas penduduknya menganut ajaran Islam Sunni, Ramadan di Bekaa, Lebanon tampak sangat meriah dengan hadirnya lampu-lampu yang berjajar di pinggir-pinggir jalan. Lampu-lampu yang bersinar terang di malam hari ini hanya terdapat di Bulan Ramadan saja, sehingga Kota 'Anjar Bekaa tampak lebih cerah dengan berbagai tradisi lokal untuk mengisi bulan yang bertepatan dengan turunnya Al Quran ini.

Di salah satu sudut kota, tepatnya di Masjid Ali bin Abi Talib, Kota Anjar Provinsi Bekaa, ibadah shalat tarawih menjadi ibadah sunah yang rutin dilakukan di bulan Ramadan. Namun ada yang berbeda lantaran imam rutin ibadah salat tarawih itu merupakan seorang berkewarganegaraan Indonesia.

Adalah Ahmad Adim Ardiyan yang berasal dari Serang, Banten dan Muhammad Syakban Hasibuan yang berasal dari Penyabungan, Medan, Sumatera Utara, secara bergilir menjadi imam rutin ibadah shalat tarawih dan qiyamul lail di dua masjid di Kota Anjar, yaitu di Masjid Ali Bin Abi Talib dan Masjid Al Azhar Bekaa.

Kepala Fungsi Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Beirut, Imad Yousry mengatakan dalam rilis pers KBRI Beirut yang diterima detikcom, Selasa (12/6/2018), "kami bangga bahwa mahasiswa Indonesia secara aktif berkontribusi di masyarakat, khususnya pada bulan suci Ramadhan ini."

Masjid Ali Bin Abi Talib adalah masjid yang terletak di Jalan Tal'abaya yang dapat menampung sekitar ratusan jamaah. Jamaah masjid ini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari para ulama, akademisi, remaja, anak-anak bahkan pedagang serta para lansia. Berbeda dengan Mesjid Ali, Masjid Al Azhar Bekaa yang terletak di jalan Majdal 'Anjar, Bekaa ini memiliki jamaah yang mayoritasnya para mahasiswa karena memang terletak di dalam kompleks Universitas Islam Beirut - Cabang Darul Fatwa, Otoritas Islam Sunni Tertinggi di Lebanon.

Ahmad Adim Ardiyan saat ini sedang mengenyam pendidikan S1 di Fakultas Syariah Universitas Islam Beirut Darul Fatwa, Lebanon. Pemuda kelahiran 1996 yang telah pernah berpasrtisipasi di MTQ tingkat kabupaten/kota ini merupakan jebolan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Berbeda dengan Adhim, Muhamad Syakban Pemuda asal mandailing Medan itu telah menghafal seluruh ayat al Quran (Hafidz) dan merupakan alumni Pesantren Darul Hadist Penyabungan Sumatera Utara.

Keduanya memiliki suara yang sangat merdu saat membaca ayat-ayat dalam alquran dan memperoleh Beasiswa bersama dari Kemenag RI tahun 2017. Ketika bertindak menjadi imam, masing-masing Adhim dan Syakban selalu mengenakan pakaian khas Indonesia dengan peci hitam dan baju koko.

Duta Besar RI untuk Libanon KH. Achmad Chozin Chumaidy sangat bangga, mahasiswa Indonesia dipercaya menjadi Imam sholat Tarawih di Lebanon. "Ini menunjukkan kualitas qiroah dan tahfidz al qur'an mahasiswa Indonesia diakui oleh ulama-ulama Lebanon," imbuhnya.

"Kalau orang Arab menjadi Imam di Indonesia itu sudah biasa. Tapi kalau orang Indonesia menjadi Imam di Lebanon itu menjadi luar biasa," lanjut Dubes Chozin.

Dubes Chozin juga berpesan pada mahasiswa Indonesia untuk belajar terus jangan cepat puas.

"Nanti pulang ke Indonesia, menjadi penggerak kebangkitan Islam dan penerus perjuangan Ulama dalam menebarkan Islam ahlussunah wal jama'ah yg moderat, ramah dan toleran," tandasnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita