Habiburokhman Kesulitan Temukan Rekam Jejak Nurruzaman, 'Gak Ketemu, Wajahnya Gak Familiar'

Habiburokhman Kesulitan Temukan Rekam Jejak Nurruzaman, 'Gak Ketemu, Wajahnya Gak Familiar'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co – Ketua Bidang Advokasi dan Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Habiburokhman memberikan komentarnya soal mundurnya Mohammad Nuruzzaman dari Gerindra.

Dilansir TribunWow.com, hal itu dikatakannya melalui akun Twitternya, @habiburokhman, yang diunggah pada Rabu (13/6/2018).

Diketahui sebelumnya, Nuruzzaman yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) telah menyatakan mundur dari Partai Gerindra.

Terkait hal tersebut, Habiburokhman mengatakan jika dirinya kesulitan menemukan rekam jejak Nuruzzaman.

Bahkan, dirinya mengatakan bahwa wajah Nuruzzaman tidak familiar.

Gua hrs googling u cari apa yg pernah lakukan Nurruzzaman u Gerindra, gak ketemu juga, wajahnyapun gak familiar,” cuit Habiburokhman.





Sebelumnya, dirinya juga menuliskan sejumlah cuitan terkait mundurnya Nurruzzaman dari Gerindra.

Habiburokhman mengaku belum pernah melihat Nuruzzaman dan mengatakan bahwa tidak semua pengurus bersedia berjuang.

“Jujur aja gua gak pernah ngeliat tampang Mas Nuruzzaman itu di DPP. Pengurus DPP memang banyak tapi gak semua yg mau aktif hampir tiap hari berjuang kayak gua,” kicau Habiburokhman, Rabu (13/6/2018).

Ia juga menyangkal pernyataan Nuruzzaman sebelumnya yang mengatakan bahwa Jakarta adalah kota intoleran.

“Bilang Jakarta kota paling intoleran? Dasarnya apa? Coba bandingkan dengan banyak kota di Eropa yg larang sekolah pakai Jilbab, atau kota dimana ada tokoh yg digeruduk bawa sajam karena perbedaan politik,” tulis Habiburokhman.

“Jakarta justru salah satu kota paling toleran di dunia. ABI jutaan massa berjilid2 tdk aatupun rumah ibadah lain dirusak, tidak satu orangpun umat agama lain diganggu. Bahkan ada yg nikah di Katedral dikawal sama umat.”

“Tuduhan Gerindra rasis adalah tuduhan daur ulang yg gak laku alias basi, pernah di pakai Pilgub DKI justru membuahkan kekalahan mereka,” imbuhnya.

Terakhir, Habiburokhman menyinggung tentang militansi kader yang tidak gampang dijalankan meski bertahun-tahun telah bernaung di partai.

“Memang gak gampang jadi kader militan partai kerakyatan seperti Gerindra. Kerja keras kita bertahun2 belum tentu berbuah pangkat, jabatan atau kedudukan,” pungkas Habiburokhman.





Diberitakan sebelumnya, Mohammad Nuruzzaman telah mengirimkan surat elektronik pengunduran dirinya kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Selasa (12/6/2018).

Di dalam surat tersebut, Mohammad Nuruzzaman menyatakan alasannya mengundurkan diri.

Ia menilai Partai Gerindra berbelok menjadi sebuah kendaraan kepentingan yang bukan lagi berkarakter kepada kepedulian dan keberanian, tapi berubah menjadi mesin rapuh yang hanya mengejar kepentingan saja.

Mark my words Pak Prabowo,” tulisnya.

Mohammad Nuruzzaman telah membenarkan kabar pengunduran dirinya dari partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut.

“Benar, ini (surat elektronik, -red) pernyataan saya,” ujarnya kepada Warta Kota, Selasa (12/6/2018) malam.

Iya mengaku belum mengetahui reaksi dan tanggapan Prabowo Subianto mengenai pengunduran dirinya. Namun, setelah lebaran nanti, Mohammad Nuruzzaman akan melayangkan surat resmi.

“Mundurkan tidak harus dapat persetujuan, mas. Sementara saya belum berfikir pindah partai,” tuturnya.[tn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita