Fahri Hamzah: Saya Kader PKS Berhadapan dengan Oknum Pimpinan PKS yang Baru Berkuasa

Fahri Hamzah: Saya Kader PKS Berhadapan dengan Oknum Pimpinan PKS yang Baru Berkuasa

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan tanggapannya terkait posisi dirinya sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui akun Twitter @Fahrihamzah, Minggu (30/6/2018).

Mulanya, Fahri mengajak teman-temannya sesama kader PKS yang masih membela buta pimpinan PKS untuk mulai membuka mata.

Karena pimpinan itu adalah manusia biasa yang memiliki kelemahan, terutama pimpinan politik yang pragmatis.

"Teman2 #KaderPKS yang masih Membela buta #PimpinanPKS marilah kita mulai buka mata. Pimpinan itu manusia biasa. Tak ada manusia yang tak ada kelemahan. Apalagi pimpinan dalam politik yang pragmatis. Percayalah....waktunya telah tiba. #Introspeksi,"tulis Fahri.


Fahri mengatakan, dirinya sebagai kader PKS harus berhadapan dengan oknum pimpinan PKS yang baru berkuasa dan merasa semua harus tunduk pada pimpinan tersebut.

Kader PKS melihat kepemimpinan itu seperti hitam dan putih karena pilihannya taat atau dipecat, mundur atau disikat.

"Demikiankah apa yang terjadi. Ini adalah dinamika manusia, saya sebagai #KaderPKS berhadapan dengan oknum #PimpinanPKS yang baru berkuasa lalu merasa semua harus tunduk kepada mereka. Mereka melihat kepemimpinan seperti hitam dan putih. Taat atau dipecat, mundur atau disikat, dll," tambah Fahri.


Ia menambahkan, oknum pimpinan PKS yang baru datang dengan konsep kosong lalu di tengah jalan dalam waktu singkat diisi oleh orang yang punya agenda lain.

Fahri menyebutnya dengan 'bersihkan etalase partai kalau mau partai besar'.

Maka semenjak itu, yang tidak sependapat dianggap sampah yang harus disapu bersih.

"Oknum2 #PimpinanPKS yang baru ini seperti datang dengan konsep kosong lalu di tengah jalan dalam waktu singkat diisi orang yang punya agenda lain, 'bersihkan etalase partai kalau partai mau besar'. Maka sejak itu yang tidak sependapat dianggap sampah yang harus disapu bersih," tweet Fahri.


Menurut Fahri, pembersihan itu terjadi sejak rekayasa penyingkiran Anis Matta sampai pembersihan struktur baru dari tingkat pusat hingga bawah.

Dan berikut ini tweet dari Fahri Hamzah yang telah dirangkum Tribunwow.com dari Twitter Fahri Hamzah.

"Itulah yang terjadi sejak rekayasa penyingkiran Anis Matta sampai pembersihan struktur baru dari tingkat pusat sampai ke bawah. Semua diidentifikasi dengan metode intelijen, semua dihabisi.

Keluarlah identifikasi siapa di sini siapa di sana. Sampai ke saya.

Saya tentulah dekat dengan ust Anis Matta. Sebab hampir semua jabatan saya sejak deklarasi partai 1998 berada dalam Koordinasi beliau sebagai sekjen lalu presiden. Bagaimana saya tidak dekat karena kita bersaudara. Tapi oknum-oknum #PimpinanPKS tak pernah kami musuhi.

Tapi saya tau, ada yang kecewa dengan gaya. Anis matta dianggap menggurui, saya dianggap keluar dari pakem. Tapi apa salah yang lain hanya karena simpati? Apa yang hendak diadili?

Tapi semua sudah terjadi, ada semacam konflik generasi. Generasi pikiran.

Ada yang ingin kembali ke masa lalu, ada yang ingin tegak berdiri menjawab tantangan politik dan kehidupan.

Ada yang berani tapi ada yang senang berselimut dan sembunyi. Ada yang pelangi ada yang hitam putih. Sampailah giliran saya.

Meski sebagiannya baru sekarang saya sadari, tapi kisah saya sederhana, saya dipanggil untuk disuruh mundur, tapi saya beri masukan dan pertimbangan.

Lalu KMS (Ketua Majelis Syuro) PKS bersikeras menolak argumen, lalu saya meminta waktu untuk istikharoh dan mempersiapkan diri.

Kenapa istikharoh? Kenapa mempersiapkan diri? Karena yang mundur saya, yang mengambil keputusan saya?

Yang terima akibat langsung saya dan hidup saya. Artinya keputusan itu bukan keputusan KMS tapi saya, dan pengunduran diri itu dari jabatan publik bukan jabatan partai.

Dalam jabatan partai, saya telah dibersihkan dan tak ada lagi jabatan sejak mereka menjabat Agustus 2015.

Memang itu hak pimpinan baru, saya tidak perlu disuruh mundur apalagi diminta pandangan. Yah saya terima semuanya, sebab jabatan adalah amanah. Diambil yang punya silahkan," tulis Fahri Hamzah.[tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA