Amien Rais Dicemooh, Sudjiwo Tedjo: Bisa Gak Cemoohanmu Dialihkan ke Penguasa Formal?

Amien Rais Dicemooh, Sudjiwo Tedjo: Bisa Gak Cemoohanmu Dialihkan ke Penguasa Formal?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co – Budayawan Sudjiwo Tedjo menyoroti Amien Rais yang mendapat hujatan dari sejumlah pihak.

Dilansir TribunWow.com dari akun Twitter @sudjiwotedjo, Minggu (10/6/2018), Sudjiwo mengatakan jika orang religius tidak akan menertawakan siapapun dalam nuansa cemooh.

Menurut Sudjiwo Tedjo, religi dan religius itu berbeda, lantaran religius itu rasa kebertuhanan setiap saat.

Sedangkan religi itu agama.

Ia pun mengungkapkan jika orang punye religi belum tentu religius.

Sudjiwo Tedjo mengatakan, jika memang keinginan mencemooh itu manusiawi, bisa tidak hujatan untuk Amien Rais itu dialihkan ke penguasa formal.

Hal tersebut menurutnya karena penguasa formal memakai uang rakyat, sehingga sudah menjadi konsekuensi jika dicemooh.

Berikut postingan Sudjiwo Tedjo mengenai hal tersebut.

Termasuk cuitan netizen yang mendapat balasan dari Sudjiwo Tedjo.

@sudjiwotedjo: Hari2 ini agak mudah mendeteksi religiusitas seseorang.

Dia ngetawain (dgn nada ngledek, benci dll) Pak Amien Rais nggak? 
Kalau iya, mau sehari semilyar kali dia sembahyang, tetap rendah di mataku.

Orang religius tidak menertawakan siapapun dalam nuansa cemooh begitu.

@sudjiwotedjo: Bagiku religi dan religius beda. Religi itu agama. 
Religius itu rasa kebertuhanan setiap saat.

Seseorang bisa punya religi tapi belum tentu religius. Ingat gravitasi ingat Tuhan.

Ingat termodinamika ingat Tuhan. 
Apa pun membuatnya ke Tuhan. Itu religius.

@gnanaotnayira: Permainan kata2mu luar biasa mbah.

@sudjiwotedjo: Kamu pikir hidup ini gak permainan? Bahan seserius2nya pertarungan catur, setegang2nya permainan catur, itu hanyalah permainan .. Ingat, kita ini Homo Ludens .. Makhluk yg bermain.

@majesticdemons: Lah pancen cemoohable mbah, mosok ga oleh… (memang cemoohable, jadi masak tidak boleh-red).


Postingan Sudjiwo Tedjo
Postingan Sudjiwo Tedjo (Capture/Twitter)

@sudjiwotedjo: Andai benar Pak Amien Rais cemooh-able, dan keinginan mencemooh emang manusiawi,

bisa enggak cemoohanmu itu disalurkan & dialihkan ke penguasa formal?

Krn fasilitas dan wewenang penguasa formal itu begitu besar dan memakai duit/daulat rakyat, cemoohan padanya jd konsekuensi.

@sudjiwotedjo: Tahun 90an, orang lagi demam musik lain aku ngompos “Titi Kolo Mongso” (Pada Suatu Ketika).

Kini orang lg demam musik anu aku ngompos “Sugih Tanpo Bondo”. 
Aku bukan artis yg larut ke dalam massa.

Aku seniman yang menjalarkan nilai2 “baru”, termasuk dlm menyikapi Pak Amien Rais.

@ardanrama71: Jadi Intinya cemoohan itu hanya wajib tuk penguasa formal…??….

Sy rasa tak harus di gebyah uyah sebaiknya….,yg pegang kuasa jg gk mesti harus salah ,dn yg pengin jd penguasa jg gk sllu benar…,

intinya siapapun ia jika berperilaku sombong,angkuh pasti ada yg cemooh.

@sudjiwotedjo: Setiap orang, termasuk aku, pasti ada salahnya. 
Nah penguasa ada salahnya, non penguasa ada salahnya jg.

Tp mending mencemooh (kalau harus mencemooh lho ya) penguasa ..

krn mereka dpt fasilitas dan kewenangan dari duit dan daulat rakyat..cemoohan pdnya jd risiko kerjaan.


Postingan Sudjiwo Tedjo
Postingan Sudjiwo Tedjo (Capture/Twitter)

@DesaKita2: Narasinya semakin jelas dimana posisi Si Mbah sekarang. Itu hak, dan gak boleh dicemooh.

@sudjiwotedjo: Ya kalau kalian ingin aku menyerang Pak Amien Rais, kalian semua harus ramai2 memujanya.

Agar semesta seimbang.

Entah krn apa aku lebih nyaman jadi elang yg sendirian drpd membebek.

@sudjiwotedjo: “Jangan mencemooh. Bila terpaksa harus mencemooh, cemoohlah penguasa formal” ..

Ditangkap sbg “Jadi, penguasa formal wajib dicemooh?” ( inilah kalau belum punya tradisi baca tulis buku langsung terjun bebas main twitter: A ditangkap jadi B, diajak debat soal C).


Diberitakan sebelumnya, Amien Rais menuai kontroversi usai mengatakan ‘Tuhan Malu’.

Sementara itu, melalui akun Instagram @amienraisoffcial, Amien Rais telah memberikan klarifkasi mengenai pemberitaan ‘Tuhan Malu’ yang viral.

Amien Rais mengunggah foto dan video yang berisi klarifikasi.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, saudara-saudaraku, saya ingin membuat semacam klarifikasi, karena banyak tuduhan, saya seolah-olah melampaui takdir, mendikte Tuhan dan lain-lain,” kata Amien dalam video klarifikasinya.

Amien Rais kemudian menyampaikan dua ayat Alquran dan Hadits Nabi Muhammad sebagai dasar dari argumentasinya.

Ayat pertama, Amien Rais menukil Surat Adz-Drariyat ayat ke 50.

فِرُّوا إِلَى اللَّهِ

“Tatkala kita punya masalah, larilah kepada Allah, Allah berikan solusi,” kata Amien Rais.

Kemudian Amien Rais menukil Al-Ghafir ayat 60.

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Mintalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan permintaanmu, ini dasar Qurannya,” kata Amien.

Sementara dasar Haditsnya, Amien membacakan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thurmudzi.

“Tuhanmu itu yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, Maha Pemalu dan Maha Pemberi,” kata Amien.

“Dan dikatakan di situ Allah malu kalau tidak mengijabahi (mengabulkan) hambanya yang sungguh-sungguh,” imbuhnya.Oleh karena itu, Amien Rais menegaskan bahwa dirinya memiliki dasar dalam berargumen.

“Saudara-saudaraku, saya bicara Insyaallah selalu ada ketentuannya, ada dasarnya, tidak sembarangan, ini masalah agama, jadi itulah, mudah-mudahan jelas, saya tidak ngawur,” ujarnya.

“Adapun setelah ini, ada yang mau memperpanjang dan mengatakan saya tidak tahu diri, tidak tau adab ya monggo gak apa,” imbuh Amien Rais.[tn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA