Seruan Jihad Marak di Medsos, Polisi Minta Bantuan Tokoh Agama

Seruan Jihad Marak di Medsos, Polisi Minta Bantuan Tokoh Agama

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Serangan teror yang terjadi beruntun di wilayah Jawa dan Sumatera disikapi serius oleh instansi terkait.

Kepolisian mengumpulkan para tokoh agama, pecalang dan Forum Komunasi Umat Beragama (FKUB) Gianyar di aula Polres Gianyar, Kamis (17/5) kemarin.

Pada kesempatan itu, Kapolres meminta semuanya solid bergandengan tangan, termasuk melaporkan akun yang menyerukan jihad di media sosial, penyebar kebencian, dan penyebar hoax yang berpotensi menyulut perpecahan.

Kapolres Gianyar AKBP Priyanto Priyo Hutomo menyatakan, pertemuan tersebut untuk menyikapi perkembangan serangan teror.

“Banyak korban baik dari masyakat dan anggota Polri dan sekarang Polri melaksanakan siaga satu. Mari kita bergandengan tangan semuanya demi masyarakat Gianyar damai,” pinta AKBP Priyo, kemarin.

Dia juga meminta seluruhnya menjaga kebhinekaan di Gianyar. “Ini ibarat sebuah bunga yang berwana-warni. Kami mohon dukungan untuk mensuport kepolisian untuk menuntaskan kasus,” ujarnya.

Priyo juga meminta supaya setiap malam para pecalang di tingkat desa bersama polisi ikut mengecek penduduk pendatang.

Yang tidak kalah penting, kini banyak beredar video maupun akun di media sosial yang sengaja menyebar hoax. A

kun itu juga menyebar kebencian untuk menghasut masyarakat berbuat anarkis. “Mari kita take down atau delete bersama-sama agar tidak menimbulkan kecemasan ,” tegasnya.

Priyo mengaku, tindakan akun di media sosial itu disebut bukan perwakilan kelompok agama apapun. “Itu sengaja merusak keanekagaraman ini. Mari jaga kerukunan di wilayah Gianyar,” tukasnya.

Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Gianyar, Dewa Alit Mudiarta sepakat dengan hasil pertemuan kemarin.

“Mari menjaga keamanan, kita beragama untuk membina karakter yang baik menolak semua dengan kejadian teror,” jelasnya.

Alit Mudiarta menambahkan, Gianyar merupakan salah satu ikon wisata dunia. Itu terbukti dari banyaknya turis ke Gianyar.

“Untuk itu mari kita bina bersama kerukuanan umat beragama. Memberikan masukan dan memberikan binaan adalah peran dari tokoh agama,” jelasnya.

Pertemuan tersebut menghasilkan 7 poin penting. Pertama, berbela sungkawa atas korban terror.

Kedua, terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apapun, itu oknum yang mengatasnamakan agama demi kepentingan sendiri.

Ketiga, bersama-sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga keamanan tempat ibadah.

Keempat, tidak terpancing masalah penyerangan bom di tiga gereja Surabaya dengan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama.

Kelima, melakukan koordinasi dan kerjasama dengan aparatur pemerintahan setempat dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

Keenam, pemuka agama agar memberikan ajaran yang menyejukkan dan menentramkan sehingga tercipta kedamaian dan kerukunan kehidupan antar umat beragama.

Ketujuh, mengecam tindakan teroris serta mendukung Polri untuk mengusut secara tuntas sesuai aturan hukum yang berlaku.

Di bagian lain, deklarasi menolak intoleransi, hoax dan hasutan kebencian ini juga dilakukan di Kabupaten Bangli. Deklarasi di Bangli berlangsung di lapangan Kapten Mudita.[psid]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA