Posting soal Terorisme di Facebook, Pilot Garuda Indonesia Akhirnya Dinonaktifkan

Posting soal Terorisme di Facebook, Pilot Garuda Indonesia Akhirnya Dinonaktifkan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Seorang pilot Garuda Indonesia dengan inisial OGT membagikan ulang status-status Facebook yang mengatakan bahwa bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya lalu hanyalah settingan belaka yang ditulis pada 15 Mei lalu.

Melalui akun Facebooknya, OGT membagikan status seorang netizen yang menuliskan tantang rencana di balik tragedi bom tersebut.

Dalam statusnya tersebut, tertulis jika pelaku bom bunuh diri tidak pernah pergi ke Suriah.

Tak hanya itu, status tersebut juga menjelaskan bahwa pelaku bom bunuh diri itu dijebak untuk mengantarkan paket dan ada orang yang menekan remot kontrol.

OGT membagikan unggahan tersebut dengan menuliskan keterangan ‘Dudududududuuuu………”.

Berikut unggahan pilot tersebut.


f
Postingan Facebook Pilot Garuda Indonesia

Banyak pengguna Twitter yang membagikan postingan tersebut dan meminta klarifikasi pihak maskapai Garuda Indonesia, salah satunya netizen dengan akun @kurawa.



Netizen mengatakan mereka merasa khawatir karena oknum polisi tersebut memiliki pemikiran seperti itu.

Mereka juga mengingatkan pihak Garuda mengenai kekhawatiran penumpang atas kejadian tersebut.

Tanggapan Pihak Garuda Indonesia

Tak lama usai kabar tersebut beredar, manajemen Garuda Indonesia secara resmi mengumumkan penonaktifkan oknum pilot tersebut.

“Selanjutnya, oknum pilot tersebut akan kami investigasi lebih lanjut tentang apakah hal tersebut benar dan perihal motif serta latar belakang terkait postingan di media sosial tersebut,” kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/5/2018).

Jika didapati bukti yang memadai, Hengki memastikan manajemen akan menindaknya sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

“Kami pastikan pilot tersebut akan ditindak sesuai kebijakan perusahaan, sekiranya ditemukan indikasi terkait perilaku menyimpang atau pelanggaran etika,” tutur Hengki.

Hengki turut menyampaikan permohonan maaf atas hal tersebut yang berdampak pada ketidaknyamanan di masyarakat.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita