Kapolri Dituding Tak Tahu Sejarah Soal Wanita Pertama Pelaku Bom Bunuh Diri

Kapolri Dituding Tak Tahu Sejarah Soal Wanita Pertama Pelaku Bom Bunuh Diri

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahwa wanita pertama pelaku bom bunuh diri berasal dari India, diprotes warganet.

Tito dianggap tidak tahu sejarah. Sebab, wanita pertama yang melakukan aksi bom bunuh diri berasal dari Lebanon. Namanya Sana’a Mehaidli. Ia melakukan aksi bom bunuh diri pada tahun 1985.

“Jenderal kok gak tahu sejarah. Atau gak mau ngakuin klo wanita pertama pelaku bom bunuh diri itu dari Lebanon demi melawan Israel,” tulis warganet mengomentari berita terkait teror bom di Indonesia.

Seperti dikutip dari wikipedia, Sana’a Mehaidli melakukan aksi bom bunuh diri pada usia 16 tahun. Anggota Partai Nasionalis Sosial Suriah itu mengikat bahan peledak di tubuhnya.

Selanjutnya, dia meledakkan dirinya di tengah konvoi tentara Israel di Jezzine, Lebanon pada April 1985.

Dua tentara Israel tewas dalam kejadian tersebut. Sebanyak 12 lainnya luka-luka. Sana’a juga meninggal dalam kejadian tersebut.

Sana’a Mehaidli lahir di desa Anqoun, dekat Sidon, di Lebanon. Dia memiliki empat saudara laki-laki dan satu saudara perempuan.

Sana’a Mehaidli

Sana’a bekerja di toko video. Di tempat inilah muncul keinginan Sana’a untuk melakukan aksi bom bunuh diri melawan tentara Israel.

Pada awal 1985, ia bergabung dengan Partai Nasionalis Sosial Suriah yang berafiliasi dengan Front Perlawanan Nasional Lebanon.

Sana’a diyakini sebagai wanita pertama yang melakukan aksi bom bunuh diri di dunia. Dia dikenal sebagai sebagai “Pengantin Wanita dari Selatan”.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan bahwa fenomena bom bunuh diri wanita pertama di dunia tidak terjadi di Indonesia atau di negara-negara muslim. Peristiwa itu justru terjadi di India.

Pelakunya seorang aktivis atau anggota Gerakan Macan Tamil atau Tamil Tiger pada tahun 1991. Wanita tersebut bernama Danu. Dia melakukan aksi bom bunuh diri di depan mantan Perdana Menteri India, Rajiv Gandhi yang sedang berkampanye.

“Fenomena bom wanita dan keluarga, yang pertama itu Tamil Tiger, pada waktu mereka melawan pemerintah Sri Lanka. Itu tahun 1991. Seorang perempuan bernama Danu, duduk untuk bersimpuh di kakinya Rajiv Gandhi, di perutnya diletakan bom dan meledak. Mantan Prime Minister (Perdana Menteri) Rajiv Gandhi meninggal dunia dalam serangan bom wanita pertama,” ujar Tito.

Metode dan cara-cara seperti itu, kata Tito, kemudian dikopi atau ditiru oleh kelompok teroris lain, termasuk yang dilakukann istri Dita, Puji Kuswati di Surabaya Jawa Timur.

Menurut Tito, munculnya fenomena wanita jadi pelaku bom bunuh diri di Indonesia, merupakan salah satu strategi teroris untuk mengelak dan menghindari deteksi aparat. [pojoksatu]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita