Sukmawati Merusak Fondasi Kebangsaan Jahitan Bung Karno

Sukmawati Merusak Fondasi Kebangsaan Jahitan Bung Karno

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Puisi berjudul "Ibu Indonesia" yang dibawakan Sukmawati Soekarnoputri tak dapat dibenarkan dalam konteks sastra maupun budaya.

Calon ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama menegaskan, hal itu lantaran sastra harus memiliki dimensi estetika dan etika.

"Namun puisi Sukmawati jelas jauh dari estetika dan etika, Adzan dan Hijab Niqab (adalah dimensi syariah) bagi kami sebagai Muslim merupakan identitas simbolik yang tidak terpisah dan bagian dari Ibadah,"ujar dia dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Rabu (4/4).

Haris mengatakan, puisi tersebut subjektivitasnya adalah halusinasi yang menjadi konsumsi pribadi Sukmawati saja, bukan mengespresikannya di depan publik.

"Apa lagi penilaiannya itu didasari ketidaktahuan, maka sungguh penilaiannya adalah logika fallasi (kesalahan berpikir)," jelasnya. 

Sebagai anak proklamator, kata Haris, mestinya Sukmawati lulus dalam diskursus kebangsaan dan keindonesiaan. 

"Apalagi beliau adalah anak Proklamator Bangsa Sorkarno yang sangat mengagungkan Islam dan menjadikannya sebagai spirit perjuangan," jelasnya.

Sebagai anak muda, Haris berharap Sukmawati bisa menjaga keutuhan dan terjaminnya ekspresi publik secara etis dan estetis, demokrasi. 

"Namun ekspresi publik tanpa nalar justru akan merusak bangunan Kebangsaan yang telah dijahit oleh Bung Karno," tandasnya.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA