Soal Puisi Sukmawati, Begini Tanggapan Para Selebriti

Soal Puisi Sukmawati, Begini Tanggapan Para Selebriti

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Puisi “Ibu Indonesia” milik Sukmawati terus menuai reaksi dari berbagai kalangan, termasuk para selebriti Indonesia.

Sebab, puisi yang dibacakan saat acara Indonesian Fashion Week 2018 itu menuai kecaman lantaran dianggap SARA.

Melalui Instagram pribadi masing-masing, para selebriti ini tergerak untuk ikut menyuarakan pandangan mereka terkait puisi tersebut.

Berikut ini tanggapan selebriti Indonesia soal puisi “Ibu Indonesia” milik Sukmawati.

1. Kartika Putri
Melalui Instagramnya, Kartika Putri mengatakan, “jika tidak tahu akan Syariat Islam lebih baik Mencari tahu atau Jauh lebih DIAM saya rasa itu lebih bijak”.


2. Umi Pipik
Berbeda dengan Kartika, Umi Pipik menanggapi dengan menulis puisi. Dalam puisinya, ia mengaku marah dengan puisi Sukmawati yang menyinggung soal pakaian juga adzan.



Wahai ibu... Aku tidak mengenalmu . Yg ku kenal hanya sosok umahatul mukminin khadijah ra , yg sudah berkorban harta , kemulyaan diri untuk agama Allah untuk umat , . . . Wahai ibu ... Aku tidak mengenalmu . Tetapi aku menghargaimu , karena Tuhan ku yg menciptakan ku dan menciptakan mu telah menitipkan surga di bawah kakimu... Apakah saat kau berdiri kau masih teringat surga di bawah telapak kakimu ? . . Wahai ibu... . Aku tidak mengenalmu , . Tapi ingatkah kau bahwa Rasul ku dan Rasul mu telah memulyakan mu ,saat kau berdiri membacakan puisimu yg menghina syariat islam ku , apakah kau ingat sepenggal kalimat dari Rasulmu " siapakah yg harus aku hormati ? Dan 3 x disebutkan IBUMU...IBUMU..IBUMU...lalu knp kau sendiri hancurkan kemulyaan itu bahkan kemulyaan para ibu2 diluar sana yg berusaha terus dgn kesusah payahan menjaga syariat Nya ??? Sadarkah kau wahai ibu ??... . Wahai ibu... . Aku tidak mengenalmu.., . Tetapi aku satu diantara jutaan wanita yg marah dgn puisimu.. Jauh lebih baik telingaku dan telinga saudara2 muslimku Allah tulikan sehingga aku dan mereka tidak perlu mendengar puisimu yg sangat melukai perasaan kami ,.. . Wahai ibu... . Aku tidak mengenalmu... Tapi apakah kau masih ingat saat kau lahir di dunia ini dlm rahim ibumu dan ayahmu mengadzankanmu ? Apakah suara ayahmu utk mengenalkan Tuhan pada dirimu tdk cukup merdu di telingamu wahai ibu..tahukah kau bahwa adzan adalah panggilan illahi utk pengingat diri bahwa bumi yg kau dan aku pijak blm berhenti . Wahai ibu.. . Aku tidak mengenalmu ,. . Tapi tolong jangan hina pakaianku pakaian saudaraku karena akupun tdk pernah menghina pakaianmu... Pakaianku dan pakaian saudara2ku dlm syariat islam yg tdk kau kenal , hanyalah sebuah ketaatanku kepada Tuhanku ...atas rasa syukurku kpd penciptaku ..dan ini pilihanku pilihan saudara2 ku ... . Wahai ibu... Aku tidak mengenalmu ., Tetapi aku ingin mendoakanmu , semoga Tuhanku yg menciptakaku dan menciptakanmu memberikan hidayah kepadamu sebelum tutup usiamu.. . Salam #maafibuakutidakmengenalmu
A post shared by Pipik Dian irawati (@_ummi_pipik_) on

3. Arie Untung
Dengan mengunggah suara Adzan, Arie Untung mengatakan, menyebut suara adzan lebih rendah dari kidung menunjukkan orang tersebut sangat tidak Pancasilais.

Namun begitu, Arie mengajak followernya untuk tetap sabar menanggapi hal tersebut.

“Sing waras ngalah sbntr deh.Tetaplah bersabar saudara2ku, adapun pihak2 yg “menguji kesabaran” kita senyumin aja, Sy ingat sebuah uraian “Jika org fasik tidak mampu lagi menunjukan kebaikan yg dibalut kepalsuan, yg tersisa hanya tinggal menyombongkan kebodohannya”,” ucapnya.



INILAH #ADZAN kumandang cinta dr Allah utk umat2 tersayang.spt org yg lg jatuh cinta, dpt “telfon” dr kekasihnya. Utk denger curhatannya. Adzan adlh Pertautan Cinta muslim dng Tuhannya,(bahkan bayi di Adzankan bukan di kidung kan 😜).Ada yg gasuka Adzan?lumrah kok, mkn beda keyakinan atau “atheis?”, dimuslimpun sama, namun kmi diajarkan agama utk “berlaku adil” menghormati & ga ganggu saudaranya merayakan peribadatan apalagi menghina mrk, dan jg tdk ikut2an upacaranya, muslim menjaga itu. Tapi jika diacara resmi dikatakan Adzan kami lbh rendah dr kidung? 👏 ha3x you showed us what a low mindset is, dr arah mana memandangnya? Toleransi? Justru anda menunjukan kalau anda sngt tdk pancasilais, Temen2 IG saya yg non muslim aja baik2 aja tuh, gaada yg pernah terganggu sm adzan, apakah mkn ini yg dimaksud dng revolusi daya fikir? Jauh dr akidah kasih sayang dan saling menghargai? Sing waras ngalah sbntr deh.Tetaplah bersabar saudara2ku, adapun pihak2 yg “menguji kesabaran” kita senyumin aja, Sy ingat sebuah uraian “Jika org fasik tidak mampu lagi menunjukan kebaikan yg dibalut kepalsuan, yg tersisa hanya tinggal menyombongkan kebodohannya” Lagi2 Alhamdulillah hal ini memudahkan para pecinta Allah menentukan sikap, dari golongan mana datangnya org2 tersebut. Menghina “pertautan Cinta” kita sama Allah adalah sebuah kesalahan. Tindakan dng sengaja mempertontonkan sikap intoleran merendahkan keyakinan suatu agama, it’s way too far from cool, what was on her mind? Is it nothing?, baru tau sy isi daya fikir kadang tidak berbanding lurus dengan usia lho 😜 Saudara2ku,orgnya itu2 jg, gausah di bales. tunjukan kita beda sm mrk, kita ngga menghina mrk yg tak henti2nya menyakiti keyakinan kita dan sengaja “memancing” kemarahan agar mudah menuding kita dengan kata2 “anarkis dan intoleran”, sabar aja deh, byk fihak yg tadinya berlawanan mulai sadar akn hal ini kok. Bertambah lagi deh ukhuwah kita tanpa perlu kita tarik2an urat,. keep calm and wait for another blunder, kita hidup cukup dng tunjukan akhlak yg baik. “rahmatan lil alamin”. Aja, sisanya terserah Allah aja.. “Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipudaya” 3:54
A post shared by Arie Untung (@ariekuntung) on

4. Inggrid Kansil
Istri politisi Syarief Hasan ini ikut memberikan pandangannya terkait polemik puisi Sukmawati dengan mengunggah ulang tulisan Ustad Felix Siauw “Kamu Tak Tahu Syariat”.

Tulisan tersebut melengkapi postingan fotonya yang tampil dengan cadar.


Felix Siauw: “Kamu Tak Tahu Syariat” Kalau engkau tak tahu syariat Islam, seharusnya engkau belajar bukan berpuisi, harusnya bertanya bukan malah merangkai kata tanpa arti Bila engkau mau mengkaji, engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya pembungkus wujud, tapi bagian ketaatan, sebagaimana saat engkau ruku dan sujud Engkau juga akan mengerti, bahwa membandingkan KONDE dan CADAR itu perkara menggelikan, sebab yang satu ingin terjaga, yang lain malah mengumbar Kalau engkau tak tahu syariat Islam, hal paling pintar yang engkau lakukan adalah diam. Sebab bicara tanpa ilmu itu menyesatkan, berjalan tanpa pelita di gelap malam Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir, yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu dibanding kidung ibu Tanpa Islam tak ada artinya Indonesia, maka dimulakan negeri ini dengan "Atas berkat rahmat Allah". Islam adalah ruh Indonesia, nyawa Indonesia Takkan berdaya wanita Indonesia tanpa Islam, yang telah menuntun mereka dari gelapnya penjajahan menuju cahaya kemerdekaan. Dari sekeder pelengkap jadi tiang peradaban Dan kini aku menggugat dirimu, mempertanyakan dirimu, siapa kamu sebenarnya? Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah? Yang kutahu, hanya penjajah yang begitu Tak paham konde, tak mampu berkidung, tak jadi masalah. Tapi tak tahu syariat mana bisa taat? Tak Indonesia tetap bisa menghuni surga, tak Islam maka tak ada lagi penolong di satu masa yang tak ada keraguan di dalamnya Kalau engkau tak tahu syariat. Mari sini ikut melingkar dan merapat. Akan aku sampaikan biar engkau pahami, bagi mereka yang beriman, tak ada yang lebih penting dari Allah dan Rasul-Nya #selfreminder #ingridkansil
A post shared by INGRID KANSIL (@ingrid_kansil) on

5. Indadari
Melalui Instagramnya, Indadari terlihat beberapa kali mengunggah postingan terkait pandangannya soal puisi “Ibu Indonesia”. Mulai dari kata-kata puitis hingga bernada humor. 




Sementara itu, Sukmawati sudah memberi penjelasan terkait puisinya itu bahwa tidak ada tendensi menyinggung ajaran Islam atau pun SARA.

“Itu suatu realita, ini tentang Indonesia. Saya ga ada SARA-nya. Di dalam puisi itu,” ujar Sukma.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita