Roy Suryo Ungkap Keluhan Petani yang tak Bisa Menjual Hasil Panen karena Kebijakan Impor

Roy Suryo Ungkap Keluhan Petani yang tak Bisa Menjual Hasil Panen karena Kebijakan Impor

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo, menyampaikan salah satu fakta lapangan yang dialami oleh masyarakat. Ia mengaku melihat dan mendengar langsung saat keliling Nusantara bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Di Bantul, saya dan Pak SBY melihat dan mendengar sendiri, BBM Naik, kesehatan yang dulu di zaman Pak SBY rakyat bisa gunakan BPJS, Jamkesmas, sekarang BPJS kollaps." kata Roy dalam acara ILC #JokowiPrabowoBerbalasPantun pada Selasa (10/4/18) malam.

"Kenapa? Karena terlalu banyak janji." lanjutnya.

Roy yang pernah menjabat menteri dan menduduki jabatan strategis di era kepemimpinan Presiden SBY menyatakan, ketimpangan yang terjadi membuat Indonesia tidak berkembang.

"Negara ini tidak berkembang. Ada pembangunan tetapi tidak dirasakan oleh masyarakat." lanjutnya.

Roy juga mengingatkan, hendaknya para pemimpin tidak saling lempar kesalahan. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibangun dengan kerjasama, bukan oleh perorangan atau satu rezim penguasa saja.

"NKRI bukan hanya dibangun oleh Pak Jokowi. Pak Jokowi meneruskan pembungan 10 tahun yang dilakukan Pak SBY. Pak SBY tidak pernah menafikan apa yang dilakukan oleh Bu Mega, Gus Dur, Pak Habibie, Soeharto, dan Soekarno." tegas Roy.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini juga menghargai gaya masing-masing Presiden dengan berbagai jenis kekhasannya. "Semua Presiden punya langkah dan punya gaya." akunya.

Kondisi Masyarakat

Laki-laki yang menyukai budaya wayang ini juga menyatakan berbagai kondisi memprihatinkan yang terjadi di masyarakat.

"300.000 buruh di PHK." ungkapnya.

Para petani pun mengeluh ketika panen karena tidak bisa menjual hasil panennya. Hal ini terjadi, lanjut Roy, karena negara mengambil kebijakan impor.

"Mendengar suara dari rakyat, apa yang dipanen tidak bisa dijual karena impor. Dan itu rakyat yang ada di tengah-tengah. Silakan tanya ke rakyat yang bukan pendukung langsung Pak Jokowi dan bukan pendukung langsung Pak Prabowo." ungkapnya.

Terakhir, Roy berharap Indonesia tidak seperti kisah dalam pewayangan yang menggambarkan pemimpin baik, tapi di belakangnya dipenuhi sosok jahat.

"Di luarnya halus, tetapi dalamnya jahat. Semoga itu bukan di Indonesia, hanya ada di negeri pewayangan." pungkasnya.

Bantahan Akbar Faisal

Paparan Roy ini mendapat bantahan dari Akbar Faisal. Politisi yang menjadi oposisi di masa Presiden SBY ini juga menyatakan adanya beberapa program yang tidak bisa dilakukan oleh SBY selama dua periode. [tbw]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita