Romy Minta Umat Tak Gunakan Dalil Agama Serang Kelompok Lain

Romy Minta Umat Tak Gunakan Dalil Agama Serang Kelompok Lain

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ketua Umum Partai Persatuan Pembagunan (PPP), M Romahurmuziy mengaku perihatin dengan adanya orang yang suka menyalahkan orang atau kelompok lain.

Menurutnya, tindakan saling menyalahkan ini merupakan salah satu benih yang bisa membuat perpecahan yang berbahaya bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apalagi, kata dia, saat ini banyak orang menggunakan dalil agama untuk menyalahkan kelompok lain. Misalnya, ada kelompok dari umat Islam yang menuding bid’ah atas amalan yang dilakukan kelompok Islam lainnya. 

Orang yang suka menyalahkan ini, menurut Gus Romy, panggialan akrabnya, disebabkan tidak belajar agama atau karena mengajinya dengan benar. Mereka biasanya hanya mendengar sekilas, atau hanya sekali dua kali mengikuti ceramah kemudian menyimpulkannya sendiri.

“Orang yang suka menyalahkan pasti karena rambunp (selesai) ngajinya,” kata Gus Romy saat memberikan ceramah di Pengajian Rutin Lapangan Pondok Pesantren Nurul Huda di Lapangan Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen Jawa Tengah, Sabtu (31/3/2018) malam.

Ada yang unik dalam pengajian yang dipimpin Mbah Syarif Hidayatullah ini karena sekaligus wayangan. Sebuah akulturasi budaya antara Islam dengan tradisi Jawa. 

Metode dakwah ini pernah digunakan oleh wali songo ketika pertama kali membawa Islam ke Nusantara, terutama Sunan Kalijaga. Melalui wayangan, pesan-pesan dakwah lebih mudah diterima oleh masyarakat awam saat itu.

Rommy menambahkan, jika orang belajar ushul fiqih atau ilmu tentang penetapan hukum, pasti akan bijaksana dalam mengambil kesimpulah hukum. Orang tidak terpaku dalam satu kesimpulan dan menafikan bahkan menyalahkan kesimpulan lainnya.

Ia mencontohkan, di Islam ada beberapa madzhab Fiqih yang dipegang Umat dan masing-masing madzhab bisa saja ada perbedaan, namun tidak saling menyalahkan.

"Perbedaan itu Sunnatullah," terang anggota Komisi XI DPR RI ini. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita