Puisi Sukmawati: Menguatkan Politik Identitas Mengancam Persatuan Bangsa

Puisi Sukmawati: Menguatkan Politik Identitas Mengancam Persatuan Bangsa

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Puisi 'Ibu Indonesia' yang ditulis Rachmawati dianggap provokasi berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).Putri Proklamator Bung Karno itu pun diingatkan untuk tidak memperkeruh situasi yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan.

"Di tengah situasi menguatnya politik identitas, mestinya puisi yang menyinggung unsur SARA dihindari. Apalagi menganggap konde dan kidung jauh lebih indah dari syariat Islam, cadar, dan adzan," ujar pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN), Adi Prayitno, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (2/4).

Adi menyebut seni dan politik yang digabungkan dalam puisi Sukma seharusnya tak dipandang sebelah mata, khususnya bagi mereka yang tak paham dengan seni. 

Puisi tersebut mungkin maksudnya untuk mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang majemuk, yang harus diposisikan di atas segalanya. Kecintaan pada Indonesia harus melampaui kecintaan pada nilai promodiar seperti agama, dan lain lain.

Tetapi bagi yang tak paham seni, kata-kata yang dipilih Sukma akan cenderung ditafsirkan hanya dari makna luar saja.

"Bahasa seniman dalam banyak hal memang hanya difahami kalangan tertentu maksud sesungguhnya seperti apa," tutupnya. 

Puisi "Ibu Indonesia' jadi polemik. Puisi ditulis dan dibacakan Sukmawati dalam acara "Indonesian Fashion Week" menyambut 29 tahun karya Anne Avantie. Sejumlah tokoh wanita Indonesia hadir dalam kegiatan itu, seperti Titiek Puspa, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, juga Ibu Shinta Abdurrahman Wahid.

Berikut puisi Sukma:

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat 
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan adzan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita