Mati Digantung, Jasad Saddam Hussein Masih Utuh

Mati Digantung, Jasad Saddam Hussein Masih Utuh

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - FENOMENA penemuan jasad yang masih utuh meski telah berapa lama pun mereka berada di alam kubur menjadi suatu hal yang menakjubkan bagi kita. Ada yang telah berlalu puluhan tahun bahkan ratusan tahun namun jasadnya masih utuh sebagaimana ketika mereka meninggal dunia.

Hal ini merupakan hal yang lumrah bila terjadi pada para nabi dan rasul-Nya. Keterangan tersebut telah disebutkan rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari 14 abad yang lalu: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengharamkan tanah untuk memakan jasad para nabi." (HR Abu Daud dan An-Nasai)

Di dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah jilid 2 halaman 40 karya Ibnu Katsir disebutkan kisah yang membuktikan hadits nabi di atas. Dikisahkan bahwa ketika membebaskan Persia dan memasuki rumah Hurmuzan, salah satu pembesar negeri itu, para prajurit Islam menemukan jasad seorang jenazah yang tidak membusuk dan di atasnya ada mushaf. Kemudian di dapat keterangan bahwa jasad itu adalah jasad seorang nabi di kalangan Bani Israil pada masa lalu.

Nabi itu bernama Nabi Danial. Konon di masa lalu, Kerajaan Persia yang berperang dengan Syam menangkap nabi Danial dan memenjarakannya. Namun hingga wafat dan sampai ratusan tahun kemudian, jasadnya masih ada. Utuh seluruh tubuhnya kecuali rambut di bagian kepala belakangnya saja yang sudah punah. Padahal dalam catatan sejarah, usia jasad itu telah mencapai 800-an tahun.

Kemudian jasad Nabi yang mulia itu dikuburkan oleh para prajurit Islam ke dalam tanah. Dan itu adalah bukti keshahihan hadits nabi di atas secara empiris. Selain itu, fenomena ini pun terjadi pada para syuhada seperti yang dikisahkan dalam perang Uhud. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala:

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki." (QS Ali Imran: 169)

"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." (QS Al Baqarah: 154)

Dan baru-baru ini, kita dikejutkan dengan penemuan jasad Saddam Hussein yang masih utuh saat hendak dipindahkan ke kampung halamannya. Saddam Hussein merupakan presiden Irak yang dihukum gantung oleh rakyatnya sendiri di tahun 2006. Terlepas dari seluruh tuduhan dan dakwaan yang dijatuhkan padanya terutama oleh Amerika Serikat. Kita harus ingat pula, bahwa dia lah presiden yang berani memutuskan hubungan diplomasi dengan Mesir karena Mesir berdamai dengan Israel.

Saddam Hussein pula presiden yang berani berteriak lantang memusuhi Israel dan sikapnya yang pro-Palestina. Dia bahkan membantu sejumlah kelompok gerilyawan Palestina dan organisasi militan lainnya untuk berjuang mempertahankan tanah airnya dari penjajahan Israel. "Selama peristiwa Intifadah Kedua (yang dimulai sejak September 2000), Irak juga mengirimkan bantuan keuangan kepada keluarga syuhada di Palestina," tulis laman BBC dalam artikel Palestinians Get Saddam Funds yang dipublikasikan pada 13 Maret 2003.

Selain Saddam Hussein, pemimpin Libya Muammar Qaddafi yang juga dianggap sebagai musuh menjijikkan bagi dunia Barat yang senantiasa memberikan kritik tanpa kompromi bagi Israel. Qaddafi juga diketahui tidak pernah berhenti menyindir para pemimpin Arab yang memiliki hubungan baik dengan Israel, negara Yahudi tersebut. Padahal menurut mereka berdua, Israel adalah musuh besar yang harus ditumpas, bukan sahabat yang layak diajak duduk bersama untuk agenda diplomatik.

Kini menjadi renungan kita bersama, sejak kematian Saddam Hussein dan Muammar Qaddafi, apakah sikap dunia Arab semakin keras kepada Israel atau malah sebaliknya? Apakah dunia Arab semakin lantang memperjuangkan kemerdekaan Palestina atau malah semakin berdamai dan melunak di atas tangisan dan darah para syuhadanya?

Semoga dengan ditemukannya fenomena jasad utuh semacam ini tidak pula menjadikan kita terjerumus pada sikap ghuluw atau berlebih-lebihan pada sesuatu apalagi menjadikannya sebagai khurafat yang tidak dikenal dalam ajaran Islam. Tugas kita hanyalah mendoakan mereka para muslimin yang telah mendahului kita, semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah dan menjadi pengingat bagi kita tentang kematian yang benar adanya.

Hal ini berbeda dengan orang kafir yang tidak memiliki hak sedikitpun untuk kita doakan, karena balasan bagi mereka hanyalah neraka. Ingatlah bahwa jasad Firaun pun dijadikan tetap utuh oleh Allah sebagai pelajaran bagi umat setelahnya. Wallahu a'lam bishshawab. [inc]

Video:


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA