Lieus: Tidak Etis Presiden Gunakan Polisi dan Tentara Untuk Bagi Bagi Sembako

Lieus: Tidak Etis Presiden Gunakan Polisi dan Tentara Untuk Bagi Bagi Sembako

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co -  Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma prihatin dan kecewa dengan sikap aparat Polisi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlibat pembagian sembako dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Video pembagian sembako oleh polisi dan tentara dari Jokowi di depan Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah itu viral di berbagai WAG. Saat membagikan sembako aparat juga berucap  “terima kasih, terima kasih, ini dari presiden, ini dari presiden".

''Ada distorsi tugas aparatur negara sebagaimana yang terlihat dari video itu. Tugas tentara adalah untuk mempertahankan negara, sedang polisi menjaga keamanan,” ujar Lieus mengomentari video yang viral tersebut kepada Harian Terbit, Minggu (8/4/2018).

Menurutnya, sangat tidak etis Presiden menggunakan aparat negara untuk pekerjaan bagi-bagi sembako seperti itu. Karena dulu ada rakyat yang mendukung dan memilih Presiden Jokowi untuk menyejahterakan rakyat, bukan untuk bagi-bagi sembako. Apalagi yang terjadi di depan Pasar Gede Solo itu bukanlah yang pertama yang dilakukan Presiden Jokowi. Karena sudah berkali-kali Presiden melakukan hal tersebut.

"Bahkan di beberapa daerah yang dikunjunginya, Presiden membagikan hadiah pada rakyatnya dengan mobil yang terus melaju. Meski maksudnya baik, tapi cara seperti itu tentu saja tidak benar,” tegasnya.

Presiden Jokowi, kata Lieus, seharusnya memikirkan cara yang lebih bermartabat dalam menyejahterakan rakyatnya. Bukan sekedar memberikan kesenangan sesaat melalui bagi-bagi sembako seperti itu. Terkait penggunaan aparat kepolisian dan tentara, sebagai orang yang mengaku pendukung Jokowi, Lieus berharap hal itu tidak terulang lagi di masa-masa mendatang. Lieus berharap agar pihak-pihak yang dekat dengan lingkaran Istana mau mengingatkan Presiden Jokowi soal ini. 

“Polisi dan Tentara itu adalah alat negara, bukan alat kekuasaan,” katanya. Jadi, tambahnya, adalah tidak pada tempatnya Presiden, siapapun orangnya, menggunakan alat negara untuk tujuan-tujuan pragmatis yang sarat dengan agenda politik," paparnya.

“Kalau ASN (Aparatur Sipil Negara) saja dilarang terlibat dalam krgiatan yang berbau politik, apalagi Polisi dan Tentara,” tambahnya.

Seperti diketahui, informasi yang dihimpun Solopos.com dari Biro Pers Kepresidenan, pada Minggu (1/4/2018) Presiden Jokowi membagikan 500 paket sembako kepada pedagang di tiga pasar tradisional di Solo. Ketiga pasar itu adalah Pasar Legi sebanyak 200 paket, Pasar Gede 120 paket, dan Pasar Klewer 180 paket.  [htc]

Video:

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita