Kakak Novel Baswedan Sebut Kasus Penyerangan Adiknya Dibekingi Orang Kuat

Kakak Novel Baswedan Sebut Kasus Penyerangan Adiknya Dibekingi Orang Kuat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Setahun sudah kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Namun sampai saat ini, peristiwa Selasa, 11 April 2017 hingga kini belum menemukan titik terang.

Pihak keluarga Novel bahkan menuding jika pengusutan kasus ini berjalan di tempat lantaran penyerangan Novel dibekingi orang kuat. Keluarga besar Baswedan pun menyatakan kecewa atas penyidikan kepolisian yang dinilai tak serius.

Menurut kakak kandung Novel Baswedan, Taufik Baswedan, pihak kepolisian sudah memiliki cukup alat bukti untuk mengungkap dan membekuk peneror sang adik.

“Ini masalah kemauan saja, jika Polri mau atau berani, pasti perkara ini sudah tuntas. Kenapa? Karena ini bukan perkara yang sulit, alat buktinya sudah cukup banyak. Tapi kami meyakini bahwa kasus ini dipelopori oleh orang kuat,” katanya, di Jakarta, Rabu (11/4).

Selama penyelidikan, menurut Taufik, pihak keluarga tidak puas pada kinerja kepolisian. Lantaran pihak kepolisian hanya merilis sketsa wajah dua terduga pelaku.

Ia bahkan meyakini pihak kepolisian telah mengantongi ciri-ciri pelaku. Namun belum ada upaya eksekusi dari pihak kepolisian menangkap orang dalam sketsa itu.

“Sangat ironi jika Polri menutupi pelakunya karena ini adalah kejahatan yang luar biasa. Polri belum ada kemauan dan keberanian. Nah ciri-ciri sudah ditemukan. Sketsa sudah dibuat. Apalagi faktor penyebabnya belum bisa ditangkap,” ucap Taufik.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang masih meyakini dan berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap dan menangkap peneror Novel. Dikatakan, tidak ada satu pun kejahatan yang direstui Tuhan. Saut menyatakan, yang diperlukan saat ini adalah kesabaran dan kerja keras untuk menuntaskan kasus ini.

“Tidak ada kejahatan diizinkan oleh Tuhan. Tinggal kesabaran kita, jangan menyerah dan seterusnya,” ujarnya kepada pewarta melalui pesan singkat.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kanan), Mantan Ketua KPK Abraham Samad (kedua kanan), Wakil Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK Harun Al Rasyid (kedua kiri) dan Penasehat Hukum Novel

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kanan), Mantan Ketua KPK Abraham Samad (kedua kanan), Wakil Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK Harun Al Rasyid (kedua kiri) dan Penasihat Hukum Novel.

Saut juga menganjurkan kepada seluruh pihak bekerja sama dan bahu membahu menuntaskan kasus ini. Meskipun, informasi sekecil apa pun sangat berarti dalam penyelesaian kasus teror terhadap Novel.

Saut berharap kerja sama dan itikad baik seluruh pihak, kasus ini dapat diselesaikan secara tuntas dan peneror Novel dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

“Ada banyak kasus di dunia ini tidak tuntas, tapi itu bukan pembenaran. Yang mau kita tekankan ialah bahwa semua pihak harus bantu. Sekecil apa pun potongan informasinya. Sebab saat ini kita hanya akan mereka-reka motif dan siapa pelaku secara teori,” ujar Saut Situmorang.

Saut juga berharap pada keluarga korban agar legawa dan bersabar atas kinerja Kepolisian. Dia mengatakan sampai saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi secara intens dengan pihak Polri terkait pengusutan kasus penyiraman Novel yang melukai mata kiri penyidik senior tersebut.

“Apa yang dilakukan Polri kita harapkan dengan tim dari KPK bisa terus bekerja sama tidak kenal lelah mengejar kasus ini,” katanya.

Diketahui, Novel diteror dengan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal pada Selasa 11 April 2017. Akibat serangan ini, Novel harus dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Singapura.

Novel harus berulangkali menjalani operasi terutama pada mata kiri yang terluka paling parah. Terakhir, Novel menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP) tahap kedua pada mata kirinya di Singapura, pada Jumat 23 Maret lalu.

Untuk kasusnya, pihak Kepolisian selama satu tahun baru mengabarkan progres kasus tersebut dengan menyebarkan sketsa wajah pelaku. Namun, upaya lanjutan pengejaran belum diketahui sampai saat ini. [swa]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita