Jang Ja-yeon Bunuh Diri Lantaran Tak Tahan Jadi Budak Nafsu Manajemen ?

Jang Ja-yeon Bunuh Diri Lantaran Tak Tahan Jadi Budak Nafsu Manajemen ?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp
www.gelora.co - Tahun 2009 silam seorang artis K-Pop bernama Jang Ja-yeon mengakhiri hidupnya dengan tragis, yakni bunuh diri. Dugaan sementara, dia merasa tidak tahan terus menjadi budak seks oleh manajemen perusahaan di mana dia meniti karir.

Dikutip oleh News.com.au pada Kamis (5/4/2018), Jang yang membintangi serial drama televisi Boys Over Flowers, mengungkapkan alasan sebenarnya dia bunuh diri melalui sebuah buku catatan pribadinya.

Uneg-unegnya selama menjadi artis kebanggaan Negeri Gingseng dituangkan dalam tulisan tangan sebanyak tujuh lembar. Dia menceritakan bahwa manajemen kerap memaksanya untuk berhubungan seks dengan sejumlah pria terkenal.

Artis K-Pop satu ini menuliskan setidaknya 31 pria yang melakukan pelecehan seksual terhadapnya, termasuk eksekutif perusahaan, perwakilan surat kabar dan direktur. Dalam catatan itu, Jang Ja-yeon juga menyebutkan nama-nama sejumlah 'sponsor' pribadi.

Namun, terlepas dari klaim yang mengejutkan itu, ketika kasus ini pertama diselidiki, hanya CEO agensi dan manajernya yang didakwa atas tuduhan kekerasan dan pencemaran nama baik.

Sepuluh orang lainnya yang tercantum dalam catatan Jang Ja-yeon diselidiki, tetapi tidak ada yang dituntut. Pada akhirnya, kematian artis berusia 29 tahun itu diputuskan sebagai kasus bunuh diri, karena kenyataannya Jang Ja-yeon mengaku depresi.

Lantaran gerakan #MeToo telah merebak di Korea Selatan, sejumlah organisasi pendukung hak wanita meminta kasus kematian Jang Ja-yeon dibuka kembali. Lebih dari 200.000 orang menandatangani petisi yang menyerukan agar kasus tersebut diselidiki ulang.

Kementerian Kehakiman Korea Selatan mendengarkan permintaan mereka dan meminta jaksa untuk mengusut kembali kasus kematian artis berambut panjang itu.

Pada bulan Desember 2017, artis K-Pop Kim Jong-hyun bunuh diri pada usia 27 tahun. Sebelum meninggal, ia juga sempat membuat catatan tertulis yang menyebut bahwa kesehatan mentalnya menurun karena merasa tertekan.

"Aku hancur. Depresi yang perlahan-lahan melahapku, akhirnya menghabisiku... ketenaran tidak berarti apa-apa untukku. Apa lagi yang bisa aku katakan. Katakan saja, aku sudah melakukannya dengan baik. Itu sudah cukup. Bahwa aku telah bekerja keras. Bahkan jika Anda tidak bisa tersenyum, jangan salahkan aku," katanya dalam catatan itu.

Tahun 1996, penyanyi berdarah campuran Korea-Amerika, Charles Park, juga dikenal sebagai Seo Ji-won, bunuh diri pada usia yang terbilang masih sangat muda, 19 tahun. Pada tahun yang sama, penyanyi folk rock, Kim Kwang-seok, ditemukan tewas bunuh diri pada usia 31 tahun.

Tahun 2005, aktor Lee Eun-joo melakukan bunuh diri pada usia 25 tahun, diikuti aktor dan penyanyi berusia 26 tahun Yuni pada 2007, dan aktor Jeong Da-bin pada tahun yang sama.

Bintang televisi Choi Jin-sil bunuh diri pada 2008, diikuti oleh saudara laki-lakinya yang juga merupakan aktor kawakan Choi Jin-yeong pada 2010. Penyanyi Chae Dong-Ha, mantan anggota SG Wannabe, bunuh diri pada 2011.

Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi kedua di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan tertinggi di antara negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OCED). Pada 2015, negara ini melaporkan 37 kasus bunuh diri per hari.

Hal ini sangat disayangkan, mengingat banyak sekali orang yang mengidolakan para publik figur asal Korea Selatan. Tidak terkecuali dari Indonesia. Di Indonesia sendiri, virus K-Pop sudah mengakar sampai remaja SMP pun tahu. Semoga virus K-Pop itu membawa dampak positif dan bukan bunuh dirinya. (ma)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita