www.gelora.co - Pertemuan antara Persaudaraan Alumni (PA) 212 dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu dinilai tak menghasilkan kesepakatan yang diinginkan kedua belah pihak.
Adapun pandangan nihilnya hasil pertemuan Jokowi-PA 212 ini disampaikan Pengamat Politik Tonny Rosyid. Tidak terjadinya kesepakatan ini lantaran pertemuan tersebut bocor di muka publik.
"Bocornya pertemuan di istana Bogor menunjukkan bahwa negosiasi Istana dengan Habib Rizieq no deal. Kalau deal, buat apa dibocorin. Kalau 212 masuk angin, Istana akan anteng-anteng saja. Diam-diam saja," ujar Tonny, Jakarta, Minggu (29/4/2018).
Selain itu, Habib Rizieq pimpinan GNPF Ulama dan PA 212 dianggap Istana sudah dibuat takluk. Rizieq dinilai sudah dibungkam mulutnya dan tinggal dirawat.
"Dielus-elus, dan sedikit dimanjakan. Buat berlutut dan bersimbah kaki. Tak perlu ada ribut-ribut. Tapi nyatanya, dibongkar. Dibocorin. Dibuat gaduh," pungkasnya.
Dengan demikian, ia menilai Habib Rizieq belum juga dapat ditaklukan pihak istana. Maka, cara uang dilakukan adalah membocorkan pertemuan itu. Hal ini dilakukan agar muncul stigma Habib Rizieq dan PA 212 masuk angin.
"Kalau no deal, kenapa ada pertemuan itu? Pertanyaan cerdas. Ada dua kemungkinan. Pertama, sebagai closing statement. Nge-deal-kan yang belum deal. Jika deal, maka tinggal eksekusi. Nggak deal, balik badan. Atau membicarakan ekskusi poin yang sudah di-deal-kan," jelasnya. [inc]