www.gelora.co - Puisi 'Ibu Indonesia' yang ditulis Putri Proklamator Bung Karno, Sukmawati menjadi sorotan publik. Pasalnya, dalam puisi tersebut dianggap berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengingatkan agar Sukmawati berhati-hati ketika menyinggung masalah SARA, lantaran hal tersebut bisa menjadi pemicu pemecah belah bangsa.
“Apalagi yang sensitif seperti persoalan agama, suku dan sebagainya. Itu kan sangat sensitif,” kata Fadli di Jakarta, Senin (2/4/2018).
Isi puisi Sukmawati sendiri karena dianggap menyudutkan syariat Islam, cadar dan azan.
Fadli lantas mencontohkan kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Akibat ulahnya yang menistakan agama, jutaan orang kemudian turun ke jalan.
“Kita sudah lihat akibatnya seperti di dalam kasus Pilkada Jakarta. Itu kan bagaimana reaksi dari umat Islam,” wantinya.
Menurutnya, segala hal yang berpotensi memecahbelah bangsa harus dihindari.
Terlebih para pendiri bangsa sudah sepakat dengan Pancasila yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana sila pertama.
“Mengangkat yang seperti itu kan akan menimbulkan satu kegaduhan baru. Apalagi menyangkut syariat Islam,” lanjutnya.
Ia pun mengaku heran dengan aksi Sukmawati dengan puisi ciptaannya itu.
“Ini membuka suatu wacana baru atau apa. Kan umat Islam di Indonesia sendiri sudah jelas setuju. Tokoh-tokoh Umat Islam yang dulu Panitia Sembilan yang ikut merumuskan Pancasila itu sudah setuju,” urai Fadli.
Puisi Sukmawati yang menjadi polemik ini ditulis dan dibacakan Sukmawati dalam acara "Indonesian Fashion Week" menyambut 29 tahun karya Anne Avantie.
Sejumlah tokoh wanita Indonesia hadir dalam kegiatan itu, seperti Titiek Puspa, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, juga Ibu Shinta Abdurrahman Wahid.
Berikut puisi Sukmawati yang kontroversial:
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan adzan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya. [tsc]