Fadli Zon: Bahaya Ketika Pemimpin Bingung Atasi Persoalan Negeri, Akhirnya Pakai 'gimmick' Politik

Fadli Zon: Bahaya Ketika Pemimpin Bingung Atasi Persoalan Negeri, Akhirnya Pakai 'gimmick' Politik

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon kembali mengunggah kicauannya perihal kritikan untuk pemimpin negeri.

Dirinya menuliskan kritikan tersebut melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon sebagai berikut:

"Bahaya ketika pemimpin alami disorientasi n bingung bagaimana atasi persoalan negeri, akhirnya pakai "gimmick" politik utk eksistensi n ngelabui."



Dikabarkan sebelumnya, Fadli Zon mengatakan jika dirinya seratus persen mendukung gerakan #2019GantiPresiden.

Menurut Fadli, beberapa kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo di bidang ekonomi tidak berpihak pada rakyat.

"Saya setuju 100 persen. Tahun 2019 kalau bagi kami di Gerindra pasti setuju 100 persen harus ganti presiden kalau enggak ya kita kacau ini Indonesia ke depan secara ekonomi ya karena kebijakan-kebijakannya itu tidak pro rakyat dan bukan ekonomi kerakyatan," ujar Fadli.

Dirinya juga mencontohkan kebijakan Presiden Jokowi yang menurutnya tidak sesuai.

Kebijakan tersebut terkait disahkannya Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Perpres tersebut bertujuan untuk mempermudah Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk masuk ke Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan investasi dan perbaikan ekonomi nasional.

Namun, Fadli merasa ironi ketika dirinya menyoroti masih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan pekerjaan.

Di sisi lain, lanjut Fadli, kebijakan itu menuai protes di kalangan serikat pekerja.

"Itu salah satu kebijakan yang sangat ironis dan menurut saya ini tidak pro rakyat," kata Fadli.

Selain itu, ia juga menyinggung soal kebijakan pemerintah dalam mengimpor beras.

Fadli berpendapat seharusnya pemerintah membuat kebijakan yang melindungi para petani.

"Ya kita harus protektif pada petani kita, tidak boleh impor. Tapi ketika kita lagi kuat, produksi lagi naik-naiknya kita harus ekspansif membuka akses pasar dari luar supaya menerima produk dari Indonesia," ucap Wakil Ketua DPR itu. [tn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA