Dewan Pakar ICMI Pusat: Jika Sesuai Iman Kristen, Rocky Gerung Tidak Menista Agama

Dewan Pakar ICMI Pusat: Jika Sesuai Iman Kristen, Rocky Gerung Tidak Menista Agama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Anton Tabah Digdoyo

www.gelora.co - Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Anton Tabah Digdoyo menilai, pernyataan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung  (RG) terkait kitab suci itu fiksi dalam program acara di salah satu televisi tidak menstakan agama baik Islam maupun Kristen. Alasannya, hukum itu selain rangkaian kata-kata juga rangkaian perbuatan verbal dan nonverbal tekstual dan kontekstual. 

Apalagi soal agama tentu akan melihat bagaimana ajaran agamanya itu. Karena itu perlu dipahami, RG bicara itu berdasar apa? Kalau atas dasar ajaran imannya RG benar. Tidak bisa disalahkan karena UUD 1945 pasal 28 dan 29 memang seperti itu," ujar Anton di Jakarta, Minggu (14/4/2018).

Anton menuturkan, dalam pernyataannya terkait kitab suci, Rocky Gerung sama sekali tidak menyebut Al Quran. Karena Rocky Gerung penganut  Kristen maka keimanannya Kristen bukan tentang agama lain. Oleh karena itu ketika Rocky menyebut kitab Suci itu Fiksi maka yang disebut adalah Bibel yang juga berisi dongeng-dongeng. Mekanisme periwayatan Bibel berbeda dengan Al Quran.

"Beda jika yang bicara orang Islam, bahwa Kitab Suci itu Fiksi. Nah, kalau muslim bicara begitu tentu yang dimaksud Al Quran karenanya ia telah menista agama islam. Itulah bedanya itulah teks dan kontexs," papar mantan jendral Polri yang pernah menangani kasus-kasus penodaan agama itu.

Lebih lanjut Anton mengatakan, Rocky Gerung tidak bicara tentang Al Quran. Opini Rocky didasari iman tentang agamanya. Alkitab. Oleh karena itu Rocky tidak menista agama Kristen apalagi agama lain. Inilah pentingnya memahami hukum tekstual kontekstual. 

Seperti diketahui Rocky menyampaikan soal 'kitab suci itu fiksi' dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta. Saat itu Rocky menjadi pembicara terakhir dan dipersilakan menyampaikan pendapat terkait tema yang diusung.

Rocky awalnya bicara soal pentingnya masyarakat membaca fiksi. Bagi Rocky, fiksi merupakan energi yang mengaktifkan imajinasi. Dia kemudian menjelaskan perbedaan antara fiksi dan fakta. Kata dia, lawan fiksi adalah realitas, bukan fakta.

Rocky tiba-tiba bertanya kepada seluruh pembicara yang hadir di acara tersebut. Dia mengatakan 'apakah kitab suci itu fiksi atau bukan'. Tak ada yang menjawab terkait pertanyaan tersebut sampai akhirnya Rocky menegaskan kitab suci itu adalah fiksi. Beberapa pembicara tampak tak setuju dengan pernyataan Rocky. Dia pun memberikan penjelasan perihal pernyataan tersebut. [htc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA