Anang: Apa Kekurangan Dosen, Hingga Harus Impor Dosen Asing?

Anang: Apa Kekurangan Dosen, Hingga Harus Impor Dosen Asing?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Anang Hermansyah menyebut rencana pemerintah menghadirkan tenaga pendidik asing memiliki alasan yang masuk akal. Apalagi komposisi antara dosen dan mahasiswa di Indonesia terlalu timpang. Ia menyebutkan data tahun 2014/2015 jumlah mahasiswa di PTN 1,9 juta, PTS 3,9 ribu.

"Adapun jumlah dosen PTN sebanyak 63.704 dan di PTS 108.067 dosen. Komposisi mahasiswa dan dosen dari data tersebut memang tampak timpang," ujar Anang di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (15/4).

Kendati demikian, kata dia, data tersebut tentu mengalami perubahan seiring kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang cukup ketat menekankan kepada perguruan tinggi untuk merekrut dosen profesional dengan mendorong Nomer Induk Dosen Nasional (NIDN).

"Masalahnya, andai saja memang kekurangan dosen untuk bidang tertentu apa harus dengan mengimpor dosen asing?" gugat Anang.

Lebih lanjut Anang menyebutkan bagaimana dengan persyaratan dosen asing agar dapat masuk ke Indoensia khususnya soal wawasan kebangsaan seperti empat pilar. Menurutnya, tenaga pengajar menjadi profesi strategis untuk menyiapkan generasi mendatang.

"Pertanyaannya, apakah dosen asing itu juga harus mengerti soal wawasan kebangsaan kita?" ujarnya.

Menurut dia, dampak impor dosen tidak sekadar urusan kurangnya tenaga pengajar untuk bidang tertentu saja. Pria yang juga musisi ini menyebutkan ada aspek lainnya yang juga harus dipertimbangkan yakni soal ketahanan nasional dan ketahanan budaya.

"Bagaimana dengan dosen asing untuk aspek tersebut," ujarnya.

Anang mengatakan baiknya pemerintah perlu mengkaji dampak atas dibukanya kran dosen asing masuk ke tanah air. Ia tidak menampik, masuknya dosen asing akan terjadi alih pengetahuan dengan baik. Hanya saja, kata dia, dampak turunannya juga harus dipikirkan.

"Saya kira dampak turunannya juga harus kita pikirkan," katanya. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita