Analisis Gaya Pidato Jokowi, Rocky Gerung: Gerak Tangan dan Gerak Otak Tidak Sinkron

Analisis Gaya Pidato Jokowi, Rocky Gerung: Gerak Tangan dan Gerak Otak Tidak Sinkron

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Dosen Filsafat UI, Rocky Gerung memberikan analisis gaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter pribadinya @rockygerung yang diunggah pada Sabtu (7/4/2018).

Mulanya Rocky mengomentari pidato Jokowi saat menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan Center atau GK Center di Bogor, Jawa Barat.

Saat itu, Jokowi memaparkan kondisi negara, dan menanggapi soal pidato Prabowo yang menyebut Indonesia bubar di tahun 2030 serta segala tudingan yang menyudutkan dirinya.

Tak hanya itu, Jokowi juga menegaskan soal berita dan isu yang menyudutkannya terutama soal PKI dan tenaga asing.

"Pemimpin itu harus tahan banting, harus kerja keras, harus berusaha, jangan berbicara pesimis 2030 bubar, pemimpin itu harus memberikan optimisme pada rakyatnya, pemimpin itu harus memberikan semangat pada rakyatnya, meskipun tantangannya berat, tantangannya tidak gampang" ujar Presiden Jokowi dengan suara lantang dan mengacungkan jarinya keatas.

Setelah itu, Jokowi memberikan tanggapannya soal isu yang menyebut rakyat Indonesia makin susah.

"Memang mungkin ada yang banyak yang berbicara kalau kita pahit, nggak apa-apa pahit, Memang mungkin ada yang banyak yang berbicara kalau kita susah, nggak apa-apa kita susah, tapi kita melihat ada titik terang yang kita tuju, nggak bisa kita manja, nggak bisa kita malas-malas lalu menjadi negara kuat, nggak bisa," ujar Jokowi.

Kemudian, Jokowi memaparkan soal tudingan sekelompok orang yang menyebut dirinya antek-antek asing.

"Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya, Jokowi itu antek asing, gagal, hilang, ganti lagi antek aseng, gagal lagi, kemudian ganti isu PKi, saya jawab saat itu, PKI tahun 1965 dibubarkan, saya baru 3 tahun, masak ada PKI balita, ini isu apa, nggak beradab seperti itu." ujarnya disambut sorakan hadirin di acara tersebut.

Setelah itu, Jokowi membahas soal isu kaus dengan #2019GantiPresiden.

Jokowi menilai dengan kaos berhastag itu, tidak bisa mendorong pergantian Presiden.

"Masa pakai kaos bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucapnya disambut tepuk tangan para relawan.

Jokowi bertutur hanya ada dua hal yang bisa mendorong pergantian itu, yakni rakyat dan tuhan.

"Kalau rakyat berkehendak bisa, kalau rakyat nggak mau bisa. Yang kedua, ada kehendak dari Allah SWT," katanya.

Menanggapi hal itu, Rocky menuliskan sindiriannya.

"Gak mungkin! Masa kaos bisa bikin gol!

Setelah itu, Rocky Gerung menganalisa cara Jokowi berpidato.

Menurut Rocky, gerakan tangan dan gerak otak tidak sinkron.

"Saya analisis begini: 1. Data: Gerak tangan dan gerak otak tidak sinkron. 2. Psikogram: Ada masalah dengan elektabilitas belio. Saya mau sebut “mangkrak”, tapi itu terkesan tak ilmiah. 3. Diagnosis: Belio kecewa dengan kedunguan bujer-bujer belio. #CaraBacaDataPakeOtak" (tn)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA