Wacana Poros Ketiga Bisa Hadirkan Cak Imin-AHY di Pilpres 2019

Wacana Poros Ketiga Bisa Hadirkan Cak Imin-AHY di Pilpres 2019

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co -  Wacana poros ketiga untuk Pilpres 2019 terus berkembang. Bahkan potensi pasangan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinilai terbuka lebar.

Isu mengenai Poros Ketiga ini muncul dari PKS yang menilai akan lebih baik bila Pilpres 2019 diikuti lebih dari dua pasangan. PKS pun mendorong agar Demokrat-PKB-PAN membentuk poros baru.

Untuk membentuk poros baru, PKB-Demokrat-PAN memang memenuhi syarat ambang batas capres atau presidential threshold. Sesuai UU Pemilu, partai atau koalisi partai bisa mengajukan pasangan calon bila memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25% suara sah berdasarkan hasil Pemilu 2014.

Di DPR, PKB memiliki 47 kursi (8,4%), Demokrat 61 kursi (10,9%), dan PAN 48 kursi (8,6%). Totalnya adalah 27,9% kursi di DPR yang berarti memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon di Pilpres 2019.

"Poros ketiga itu memang paling mungkin Demokrat-PKB-PAN," ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Median, Rico Marbun dalam perbincangan, Sabtu (3/3/2018).

Ada sejumlah hal yang dinilai bisa menjadi alasan mengapa ketiga partai ini sangat memungkinkan untuk membentuk koalisi. Pertama soal PKB yang niatnya memajukan sang ketum, Muhaimin Iskandar, sebagai cawapres bagi Joko Widodo (Jokowi) diremehkan oleh partai-partai pendukung pemerintah lainnya.

"Harusnya tidak boleh merendahkan manuver politik Muhaimin. Kalau Demokrat jelas, bahkan di DKI berhasil buat alur sendiri. PAN kita ketahui partai pendukung pemerintah tapi rasa oposan. Sehingga wajar kalau ketiganya bergabung," urai Rico.

Di Pemilu 2014, perolehan suara Demokrat mengalahkan PKB dan PAN. Namun belakangan elektabilitas Demokrat menurun sementara PKB mengalami kenaikan sehingga berada di atasnya.

Namun dalam menentukan capres/cawapres, kata Rico, tingkatan partai saja tidak cukup. Perlu juga dilihat tokoh-tokoh yang dimiliki oleh masing-masing partai itu sendiri.

"Bisa dilihat PKS di Pilgub DKI. PKS suaranya di DKI tapi nggak ada kadernya yang maju. Jadi kutub tarik-menarik, pertama tiket dan kedua adalah kekuatan orang untuk menang," sebutnya.

Soal kemungkinan terbentuknya Poros Ketiga di Pilpres 2019, saat ini yang dinilai penting adalah membangun chemistry antara Demokrat-PKB-PAN. Perlu dilihat bagaimana posisi senioritas dengan elektabilitas supaya tidak ada konflik dalam penentuan capres/cawapres.

"Mungkin ada problem senioritas. Misalnya tokoh yang diajukan Demokrat kan paling junior dibanding Muhaimin, dan Zulkifli Hasan. Tapi yang harus dilihat angka elektabilitas,
bukan tidak mungkin Muhaimin bisa jadi nomor satu, secara elektabilitas," papar Rico.

Seperti diketahui, tokoh yang kini tengah 'ditawarkan' oleh Demokrat adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung dari sang ketum, Susilo Bambang Yudhoyono. Dari sisi senioritas, Ketum PAN Zulkifli Hasan memang lebih unggul dari Cak Imin dan AHY.

Cak Imin-AHY pun dinilai berpeluang menjadi pasangan untuk Poros Ketiga. Meski begitu, menurut Rico, Demokrat juga bisa saja mengajukan sebagai capres tapi perlu mencari tokoh yang lebih senior. 

"Sangat mungkin ada muncul (pasangan) Cak Imin-AHY. Atau Demokrat bisa cari figur lain selain AHY, yang lebih senior, atau tokoh yang memiliki kedekatan dengan Demokrat," ujarnya.

Partai berlambang Mercy itu disebut bisa mencari tokoh yang memiliki latar belakang ekonomi. Hal tersebut lantaran, berdasarkan survei, permasalahan ekonomi masih menjadi momok di tengah-tengah masyarakat. 

"Tokoh yang diharapkan rakyat, yang bisa memenuhi harapan atas kegonjang-ganjingan ekonomi. Jadi bisa ya misalnya tokoh yang memiliki kedekatan dengan Demokrat berpasangan dengan Cak Imin," kata Rico.

"Sambil AHY dipersiapkan dalam kabinet, tidak harus jadi capres/cawapres. Kalau menang, jadi ajang pelatihan atau training. Bisa jadi menteri dulu, 5 tahun cukup lah untuk kemudian maju capres," tambah dia.

Rico lantas menyebut sejumlah nama yang bisa diajukan oleh Demokrat. Nama-nama yang disebutnya merupakan tokoh yang ahli dalam bidang ekonomi, seperti mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli.

"Ada figur Rizal Ramli, setahu saya kedekatan dengan SBY bagus, paham ekonomi, mazhab ekonomi yang anti-neolib. Atau mungkin juga ahli ekonomi lainnya juga bisa seperti pak Chairul Tanjung," ujar Rico.

Seperti diketahui, Poros ketiga muncul untuk melengkapi poros Gerindra-PKS yang hendak mengusung Prabowo Subianto dan poros pemerintah dengan Capres Jokowi. PDIP pun bahkan menyebut Cak Imin ada keinginan maju sendiri sebagai capres bila tidak menjadi cawapres Jokowi.

"Di socmed pagi ini saya lihat ada PKB menyatakan kalau tidak berikan (posisi) cawapres, PKB akan maju usung capresnya sendiri. Jadi poros ketiga ini sangat mungkin dimotori oleh PAN, Demokrat, dan PKB," beber Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga.  (dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita