Tidak Salah Jika Prabowo Wanti-wanti Ancaman Indonesia 2030

Tidak Salah Jika Prabowo Wanti-wanti Ancaman Indonesia 2030

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait Indonesia akan bubar pada 2030 tidak boleh disikapi pesimis. Justru, semua pihak harus menyiapkan antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan itu.

Menurutnya meningkatkan kewaspadaan bisa dengan persiapan kemampuan sumber daya manusia terdidik dan terlatih.

"Wajar bila kita lakukan forecasting (analisa/peramalan) terhadap masa depan negara, karena kita bisa ancang-ancang mau dibawa ke mana negara ini. Justru dengan ada prakiraan keadaan 2030 itu, kita harus segera lakukan restrukturisasi dalam segala bidang sebagai antisipasi," jelas perempuan yang akrab disapa Nuning ini saat dihubungi, Minggu (25/3).

‎Peraih gelar doktor intelijen ini menyerukan agar semua elemen bangsa waspada dalam hadapi tantangan ke depan. Sebab, untuk terus eksis di masa depan, akan ada tantangan lebih berat bagi Indonesia. 

Mulai dari krisis pangan, krisis energi, krisis ekonomi, krisis demografi, perubahan iklim, pelambatan pertumbuhan ekonomi, fluktuasi ekstrim harga minyak, turbulensi politik dan instabilitas kawasan, terorisme, polarisasi hagemoni dunia hingga dimulainya era digitalisasi.

"Pertanyaan muncul, apakah Indonesia, yang selama ini mampu bertahan hingga 72 tahun, akan mampu bertahan hingga hari jadinya yang ke-100 tahun? Seperti apa tantangan riil ke depan yang akan dihadapi Indonesia? Bagaimana dan seperti apa tindakan yang harus diambil Indonesia agar mampu menghadapi tantangan di masa mendatang?" papar eks anggota Komisi I DPR ini.

Nuning menjelaskan, dalam perspektif ilmu pertahanan, ancaman di masa mendatang, baik yang faktual maupun potensial, dapat dibedakan menurut bentuk dan sifatnya.

Menurutnya, kompleksitas bentuk dan sifat ancaman menuntut Indonesia menyusun strategi hybrid untuk mengantisipasinya. 

"Kita harus mampu berimajinasi membayangkan Indonesia di tahun 2030 sehingga mampu menuangkan strategi yang kreatif dan inovatif. Sebagai contoh, imajinasi para penulis novel Ghost Fleet. Para penulis membayangkan ada perang dunia di masa mendatang dengan skenario ada kelompok negara yang menang dan ada kelompok negara yang kalah," ujarnya.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita